JAKARTA – Pemuda Bulan Bintang mengutuk keras kekejaman militer dan Pemerintah Myanmar yang membiarkan pembantaian etnis muslim Rohingya yang mengakibatkan ratusan meninggal dan puluhan ribu mengungsi ke Bangladesh.
“Kami merasa prihatin dengan kekejaman ini. Ini sama dengan pembunuhan massal genoside,” kata Ketua Umum PP Pemuda Bulan Bintang Azanil Kelana di Jakarta, Rabu (6/9).
Pihaknya pun mendesak kepada lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengadili Aung San Suu Kyi dan segera juga mengirim pasukan perdamaian ke Myanmar karena pembantaian yang terjadi di Rohingya itu melibatkan tentara Myanmar.
“Kami mendesak PBB agar segera adili Aung San Suu Kyi dan Biksu Wiranu ke Mahkamah Internasional dan segera juga mengirim ‘fact finding’ ke Myanmar serta segera kirim pasukan perdamaian (peace keeping force) karena pembantaian yang terjadi melibatkan tentara Myanmar,” tegas Azanil.
PP Pemuda Bulan Bintang bersama Komando Pusat Brigade Hizbulah, PP Muslimat Bulan Bintang dan PP Bulan Sabit Merah yang tergabung dalam Badan-Badan Otonom Partai Bulan Bintang juga melakukan aksi solidaritas untuk muslim Rohingya di Kedutaan Besar Myanmar.
Menurut dia, jika dunia internasional tidak segera turun tangan, maka pihaknya khawatir akan ada konflik internasional yang lebih meluas dan bisa-bisa umat Islam di seluruh dunia akan masuk ke Myanmar dengan sukarela untuk membela saudaranya di Rohingya.
“Saya khawatir masalah Rohingya ini akan memunculkan konflik skala internasional, karena akan banyak umat muslim di seluruh dunia yang secara sukarela masuk ke Myanmar untuk membantu saudaranya di Rohingya,” jelasnya.
Azanil pun meminta kepada masyarakat Indonesia khususnya umat Islam untuk mendoakan umat Islam di Rohingya.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra, tambah dia, juga sudah melakukan langkah diplomasi dengan menyurati PBB dan Komite Hadiah Nobel Perdamaian dunia.
“Saya mohon kepada masyarakat Indonesia khususnya umat Islam mendoakan umat Islam di Rohingya agar diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi kezoliman pemerintahan Myanmar,” ujarnya. (Ant/SU02)