Bukan alasan
Dua kali gagal dalam pilkada bukan alasan untuk menyerah bagi Khofifah, politikus senior yang pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP dan PKB ini dan pernah menjabat Wakil Ketua DPR RI pada 1999.
Untuk pilkada tahun ini, Khofifah optimistis mampu meraih mayoritas suara perempuan.
Suara perempuan memang mayoritas di Jawa Timur. Dalam daftar pemilih tetap yang dibuat oleh KPU, terdapat 30.963.078 pemilih yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Adapun jumlah pemilih perempuan kurang lebih 15,5 juta orang atau lebih dari 50 persen.
Namun, Khofifah juga harus menerima kenyataan yang berbeda dari dua pilkada yang pernah diikutinya. Dalam pengalaman dua pilkada terdahulu, dia merupakan satu-satunya calon perempuan, kini harus bersaing dengan Puti Guntur Soekarno yang menjadi calon wakil gubernur dan menjadi pasangan calon gubernur Saifullah Yusuf.
Meskipun Puti tidak memiliki basis konstituen di Jatim karena Puti merupakan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan yang telah dua periode berasal dari daerah pemilihan di Jawa Barat, trah keluarganya sebagai cucu pertama Presiden I Soekarno bisa saja menjadi pemersatu bagi warga PDI Perjuangan dan partai-partai lain pengusungnya serta pecinta Soekarno untuk memilih Saifullah-Puti.
Berbekal pengalaman sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU yang merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia dan basisnya sangat kuat di Jawa Timur, selama empat periode, membuat Khofifah menyatakan mampu memahami berbagai permasalahan, kepentingan, keinginan, dan harapan kaum perempuan.
Kali ini pasangannya yang berasal dari PDI Perjuangan dan menjabat Bupati Trenggalek Emil Dardak, diharapkan oleh Khofifah mampu menambah kekuatannya untuk memenangi pilkada.
Sejumlah program pembangunan properempuan telah disiapkan oleh pasangan Khofifah-Emil Dardak. Program tersebut antara lain menurunkan angka kematian ibu dan bayi, penguatan keterampilan, ekonomi, dan bantuan modal usaha perempuan.
Belum lagi pengalaman sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan membuat Khofifah merasa mantap mengangkat aspirasi kaum perempuan karena dia terus bersinggungan dengan berbagai persoalan perempuan dan anak. Pengalaman ini yang membuat dia sangat sensitif gender.
Bagi Khofifah, perempuan adalah ibu bangsa sehingga selayaknya kaum perempuan masuk dan berperan di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara.