JOMBANG – Hari-hari ini umat Islam selalu dibuat salah. Apa saja salah. Berpendapat salah, bersikap salah. Anehnya lagi, banyak yang membuat Islam itu salah juga ada orang Islam itu sendiri. Baik itu tokoh maupun pejabat negara, karena mereka nyaman dengan kelompoknya, bekerja dan hidup dalam kelompoknya, tanpa sadar mereka merendahkan Islam itu sendiri. Meski ada juga orang lain yang kemudian ikut-ikutan dengan logika yang kacau balau.
Penegasan ini disampaikan Cak Nun dalam sesi dialog dengan Jamaah Majelis Maiyah Padhangmbulan, di Jombang Minggu (12/2) dini hari tadi.
Cak Nun menegaskan, kalau ada umat Islam mau menggunakan haknya menjalankan syariat, langsung dicap sebagai pihak yang akan menghidupkan posisi negara agama. Bagaimana ini? Logikanya salah kaprah. Tidak paham apa itu agama. Bangsa ini sudah jelas menggunakan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Lha kalau tidak pakai pedoman agama, lantas pakai pedoman apa? Apa gunanya sila Ketuhanan Yang Maha Esa,?” tanya Cak Nun.
“Logika sudah tidak karu-karuan. Pokoknya apapun kalau tidak menguntungkan kelompoknya akan dianggap salah, dan melanggar. Ukurannya tidak jelas,” tambahnya.
Maka Cak Nun mengajak jamaah –yang didominasi anak muda– untuk selalu jernih dalam berpikir. Jangan cepat menyimpulkan apapun informasi yang didapat.
“Maka harus ada sensor yang tajam. Sensor pertama lidah. Kemudian panca indera, sensor pikiran dan hati. Kalian anak muda, latih peka dan punya sensor yang tajam,” tegas Cak Nun.
Foto : DK/SERUJI

FOCUS seruji.com