JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Front Pembela Islam (FPI) menegaskan bahwa pihaknya dan seluruh organisasi sayap FPI, belum memutuskan untuk mendukung pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang telah ada saat ini. Baik pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal itu ditegaskan oleh Juru Bicara FPI ustadz Slamet Ma’arif, menanggapi beredarnya undangan kegiatan deklarasi dukungan pada salah satu paslon yang mencatut logo FPI.
“FPI belum mendukung satu paslon pun, FPI masih menunggu Ijtima’ Ulama II. Jadi siapa-pun jangan bawa-bawa FPI dalam deklarasi paslon mana-pun,” tegas ustadz Slamet Ma’arif saat dikonfirmasi SERUJI, Senin (3/9) malam.
Sebelumnya, beredar undangan kegiatan “Forum Silaturahmi Nasional dan Deklarasi Garda Patriot Merah Putih dan Lintas Ormas untuk Pemenangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandi (PADI) 2019-2024″, yang mencantumkan FPI sebagai salah satu ormas yang mendukung deklarasi tersebut.
Baca juga: Logonya Dicatut, FPI Tegaskan Tak Terlibat Deklarasi Ormas Pemenangan Prabowo-Sandi
FPI telah membantah keterlibatan pihaknya dalam kegiatan tersebut.
“Semua Aktivis FPI & sayap juangnya dilarang ikut serta dalam Deklarasi Capres-Cawapres mana pun sebelum Ijtima Ulama II mengambil keputusannya,” tulis FPI dalam keterangan tertulis yang diterima SERUJI, Ahad (4/9).
Pernyataan itu dibenarkan oleh ustadz Slamet Ma’arif yang juga ketua Presedium Alumni Aksi Bela Islam 212.
“Iya itu pernyataan sikap FPI. Agar panitia tidak gunakan logo FPI. FPI tidak terlibat dalam acara itu,” jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, dalam Ijtima’ Ulama I telah dikeluarkan rekomendasai berupa pasangan calon Presiden-Wakil Presiden yang diharapkan diusung partai koalisi keumatan yang terdiri dari Gerindra, PKS dan PAN.
Baca juga: Tegaskan PBB Tidak Netral, Yusril: Kami Partai Islam Tidak Ingin Dahului Keputusan Ulama
Dua pasangan direkomendasikan dalam Ijtima’ Ulama I tersebut, yaitu Prabowo Subianto berpasangan dengan Habib Salim Segaf, dan Prabowo berpasangan dengan ustadz Abdul Somad. Dimana urutan prioritasnya adalah Prabowo-Salim Segaf.
Namun, koalisi keumatan plus Partai Demokrat, akhirnya memilih berbeda dengan rekomendasi Ijtima Ulama I tersebut. Dimana Prabowo akhirnya memilik berpadangan dengan Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra sendiri dan juga sedang menduduki jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta. (ARif R/Hrn)