JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Setidaknya dua pejabat di Direktorat Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menerima kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) berisi uang ratusan juta dari Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan.
“Iya, menerima ATM pada Juli 2017 saat saya mau pindah ke Surabaya,” kata Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya Mauritz HM Sibaran di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (4/12).
Mauritz bersaksi untuk terdakwa Komisaris PT Adhiguna Keruktama Adi Putra Kurniawan yang didakwa menyuap Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Antonus Tonny Budiono sebesar Rp 2,3 miliar karena terkait pelaksanaan pekerjaan pengerukan pelabuhan dan Surat Izin Kerja Keruk (SIKK).
Dalam dakwaan disebutkan bahwa Adi Putra Kurniawan membuka beberapa rekening di Bank Mandiri menggunakan KTP palsu dengan nama Yongkie Goldwing dan Joko Prabowo sehingga pada 2015-2016 membuat 21 rekening di bank Mandiri cabang Pekalongan dengan nama Joko Prabowo dengan tujuan agar kartu ATM-nya dapat diberikena kepada orang lain yaitu anggota LSM, wartawan, preman di proyek lapangan, rekan wanita dan beberapa pejabat di kementerian Perhubungan.
Mauritz adalah salah satu pejabat yang menerima uang dalam ATM tersebut. Penerimaan itu terjadi pada Juli 2017 saat ia menjabat sebagai Direktur Kepelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, namun pada Juli tersebut ia dipindah menjadi Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak.
“Saya ambil Rp 88 (juta) tapi sudah saya kembalikan ke KPK, lalu ATM-nya saya buang,” ungkap Mauritz.
Saat itu Mauritz mengetahui saldo di dalam ATM adalah sekitar Rp 100 juta. Ketika pemberian, Mauritz mengenal Adi Putra dengan nama Yeyen.
“Pak Yeyen kasih ATM ke saya untuk bantuan saya pindah ke Surabaya karena uang untuk pindah saya terlambat,” tambah Mauritz.
Pemberian itu juga bukan yang pertama kalinya.
“Dulu pernah diberikan 2014, tapi saya tolak karena tidak berani, nah yang kedua saya terima bantuannya karena untuk pindah, bukan terkait yang lain,” tambah Mauritz.
Selain Mauritz, pejabat Kemenhub yang menerima ATM dan mempergunakannya adalah Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Pulang Pisau Otto Patriawan.
“Iya saya menerima ATM, saat itu pekerjaan perusahaan sedang berlangsung,” kata Otto yang juga menjadi saksi dalam sidang tersebut.