MATARAM – Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Namun demikian, tidak semua manusia menerima dan memanfaatkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam kehidupannya. Bahkan, ada sebagian manusia yang menolak dan menista Al-Qur’an atas dasar kesombongan yang ada pada dirinya. Uraian tersebut disampaikan Gubernur NTB, KH M Zainul Majdi, saat mengisi kajian Tafsir Surat Al-Baqarah, di Masjid Raya Hubbul Wathan, Islamic Center, NTB, usai shalat Jum’at (07/4) siang tadi.
Alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, ini menjelaskan banyak manusia tidak mengimani Al-Qur’an bukan karena tidak faham maksudnya atau karena kebenaran yang terkandung di dalamnya, tetapi karena yang bersangkutan memiliki bibit kesombongan yang terus dipelihara.
“Orang-orang orientalis, atau ateis misalnya, mereka bukannya tidak faham dengan Al-Qur’an. Mereka sangat faham, bahkan mungkin mereka lebih menguasai ilmu tata bahasa Al-Qur’an dibandingkan kebanyakan dari kita,” kata Gubernur.
Gubernur yang akrab disapa Tuan Guru Bajang ini lebih lanjut menjelaskan bahwa kesombongan bisa saja muncul dari hal-hal yang sederhana, karena dibiarkan dan dipelihara lambat laun menimbulkan kerusakan yang luar biasa.
“Apalagi jika kesombongan itu bercampur dengan keilmuan dan kekuasaan. Yang bersangkutan akan sangat mudah merendahkan harkat dan martabat orang lain, karena merasa lebih faham dan lebih mulia kedudukannya dari orang yang direndahkannya,” tegas Gubernur yang Hafizh Qur’an ini.
“Seseorang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, maka akan terpelihara tutur katanya, akan terjaga perilakunya, tidak merasa diri paling hebat dan paling suci,” jelasnya.
Diakhir acara Zainul Majdi mengajak seribuan jama’ah yang hadir untuk tetap rendah hati, tidak mudah menyalahkan orang lain yang berbeda faham dengan dirinya dan lebih mengutamakan persaudaraan.
EDITOR: Harun S