MATARAM – Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), Tuan Guru Hasanain Juaini, mengutuk tindakan rasis yang dilakukan seorang warga keturunan bernama Steven Hadisurya Sulistyo, terhadap gubernur NTB, Tuan Guru Bajang, KH M Zainul Majdi.
Ia mengatakan tidak terima simbol kebanggaan masyarakat NTB dihina dan dinista.
“Mereka sudah mulai meremehkan nasionalisme kita, padahal kita yang pribumi ini telah mewakafkan jiwa dan raga kita untuk bangsa dan negara. Sekarang, mereka kok semakin berani menghina kita dan menghina pemimpin yang mengajak kita untuk mencintai tanah air ini,” tegas Hasanain di hadapan ribuan masa Gerakan Pribumi Berdaulat di depan Mapolda NTB, hari ini, Senin (17/4).
Lebih lanjut, Peraih Nobel Asia Ramon Magsaysay Award tahun 2011 dalam bidang lingkungan ini menjelaskan dari sekian ratus ribu pulau yang ada di negeri ini, hanya pulau Lombok yang diberi gelar pulau seribu Masjid. Dan hanya dipulau Lombok pula ada Masjid raya bernama Hubbul Wathan yang berarti cinta tanah air.
“Dan gubernur kita lah yang mendirikannya sekaligus memberi nama. Maka, jika ada oknum yang hari ini menista beliau, kami tidak terima,” tegasnya.
Hasanain juga menuntut agar pelaku penghinaan gubernur segera ditangkap kemudian diproses secara hukum. “Aksi ini adalah aksi pembuka saudara-saudara. Ia akan berhenti manakala sang penista gubernur sudah dipenjara,” katanya.
“Peristiwa ini harus menjadi pelajaran buat semua. Agar siapapun tidak boleh serampangan mengeluarkan sumpah serapah yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa,” ucap Hassaini.
Gerakan Pribumi Berdaulat merupakan masa gabungan dari lintas ormas, meliputi NW, Muhammadiyah, Hidayatullah, BKPRMI, AUI, HIMMAH NW, KAMMI NTB, Majelis Adat Sasak, HMI, dan lain-lain.
EDITOR: Iwan S