JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto menilai bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 adalah terburuk pasca reformasi 1998.
“Berbagai pengamat mengatakan, Pemilu ini terburuk pasca reformasi,” kata Bambang dalam jumpa pers tokoh-tokoh pendukung capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandiaga di SCBD, Jakarta, Ahad (21/4).
Menurut Bambang, Pemilu kali ini tidak memenuhi asas Langsung, Umum, Bebes, dan Rahasia (LUBER) sebagaimana diamanatkan Undang Undang.
“(Juga) tidak terpenuhi prinsip Judil (jujur dan adil, red),” ujarnya.
Bambang mengklaim, bahwa banyak terjadi kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2019, baik saat pencoblosan pada Rabu (17/4) lalu, maupun proses perhitungan suara.
Menurut Bambang, diperlukan gerakan masyarakat yang masif untuk menuntut kecurangan yang terjadi selama pemungutan suara Pemilu 2019.
“Kami di sini, yang hadir di sini, adalah bagian dari yang mendukung kesadaran masif, (mendorong) kekualan publik yang tidak suka kecuranga yang terjadi,” tukasnya.
Di dalam acara yang digelar tokoh-tokoh dari BPN Prabowo-Sandi itu, nampak juga Ketua BPN, Djoko Santoso, anggota BPN Said Didu, juga Lieus Sungkharisma, dan tokoh-tokoh pendukung Prabowo-Sandi lainnya.