Untuk sebuah keperluan dinas dan keluarga, sehari sebelum pecah perseteruan massa Bela Ulama vs Masa Pembela Gubernur Cornelis, saya berkesempatan mengunjungi kota Pontianak.
Cikal bakal kota Pontianak adalah Istana Kadriah dan Masjid Syarif Abdurrahman. Dua bangunan serba kayu tersebut didirikan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie (1738M-1808M), putra Al Habib Husein seorang keturunan Rasul dari Yaman, penyebar agama Islam yang semula berdomisili di Pulau Jawa (kota Semarang).
Al Habib Husein datang ke kerajaan Matan (sekarang Kabupaten Ketapang) pada 1733 Masehi dan kemudian menikahi Nyai Tua, putri Raja Matan Sultan Kamaludin.
Oleh Sultan, Habib Husein Alkadri diangkat sebagai mufti (hakim agama) Kerajaan Matan dan menjadi ulama terkemuka di Mempawah. Dengan demikian, dari garis keturunannya Syarif Abdurrahman Alkadrie merupakan seorang penyiar Islam.
Sepeninggal ayahnya Habib Husein Alkadri pada 1770 M, Syarif Abdurrahman bersama keluarganya memutuskan mencari daerah pemukiman baru dengan maksud untuk menyebarkan agama Islam secara lebih luas.
Pada 1771 Syarif Abdurrahman melakukan perjalanan dari Mempawah dengan menyusuri sungai Kapuas. Ia didampingi serombongan orang yang terangkut dalam 14 perahu. Ketika sampai di muara persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak pada 23 Oktober 1771, rombongan ini berhenti, kemudian membuka dan menebas hutan untuk di jadikan pemukiman baru. … Next 2 >