MENU

SOLUSI UI Kecam Pengakuan Trump Atas Yerusalem

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Himpunan profesional Muslim lulusan Universitas Indonesia yang tergabung dalam SOLUSI UI (Solidaritas Muslim Alumni Universitas Indonesia) mengecam keras pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

SOLUSI UI menuntut pemerintah Amerika Serikat mencabut pernyataan tersebut. Upaya pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem menurut SOLUSI UI telah memicu kemarahaan umat Islam se-dunia serta dapat menghancurkan upaya perdamaian yang tengah dilakukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Pengakuan sepihak Donald Trump adalah pernyataan orang yang tidak paham sejarah. Pernyataan tersebut melukai hati rakyat Palestina dan hati umat Islam sedunia sekaligus memancing amarah dan ketidaksetabilan kawasan,” kata Ketua Umum SOLUSI UI Sabrun Jamil dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (8/12).

Karena itu, dalam pernyataannya untuk terciptanya keamanan dan perdamaian dunia yang abadi, umat Islam alumni UI yang tergabung dalam SOLUSI UI, menuntut Donald Trump mencabut pengakuan sepihak yang tidak memiliki dasar ilmiah dan historis tersebut.

Lebih lanjut Sabrun Jamil menjelaskan, saat Zionist internasional mengirimkan orang-orang Yahudi Eropa ke Palestina pada 1900-an, orang-orang Yahudi di dalam Yerusalem atau Al Quds jumlahnya sangat sedikit. Kurang dari 10 persen dari umat Islam yang tinggal di Yerusalem.

Yerusalem adalah tanah bangsa dan negara Palestina. Karena itu, apa yang dilakukan Donald Trump terhadap Yerusalem merupakan suatu bentuk dukungan terhadap penjajahan Israel atas Palestina. Sekaligus tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

“Padahal PBB bersama negara-negara Islam tengah mengupayakan perdamaian yang abadi dari konflik Israel dengan bangsa dan negara Palestina, yakni Solusi perdamaian dengan dua negara. Solusi yang tepat dari penyelesaian Palestina dan Israel adalah solusi dua negara. Di mana Negara dan Rakyat Palestina hidup berdampingan dengan bangsa Israel,” kata Sabrun Jamil.

“Dengan tindakan kurang tepat Donald Trump ini, akan merusak proses perdamaian sekaligus juga mengancam kestabilan dan keamanan dunia,” imbuhnya.

Sabrun Jamil juga menjelaskan tindakan yang dilakukan Donald Trump terhadap Yerusalem merupakan bentuk pengalihan permasalahan dirinya di Amerika Serikat yang disinyalir mengurangi dukungan rakyat dan Parlemen Amerika serikat.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER