JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Mahfud MD menilai bencana tsunami di Selat Sunda merupakan sunnatullah atau hukum alam yang bisa menimpa siapa saja. Untuk itu, Mahfud meminta agar bencana tsunami tidak buru-buru dibilang sebagai azab Allah karena masyarakat banyak dosa.
“Innaa lillaah wa innaa ilaihi raji’un, kita berduka atas musibah tsunami di Anyer. Kepada semua korban, tanpa membedakan asal usulnya, kita doakan semoga mendapat tempat yang baik di sisi-Nya. Tsunami adalah sunnatullah bekerjanya alam yang bisa menimpa siapa saja,” tulis Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Ahad (23/12).
Menurut Mahfud, tidak tepat jika tsunami dinilai sebagai azab karena banyaknya dosa. Hal ini karena banyak komunitas yang bukan orang jahat juga menjadi korban tsunami.
“Jangan buru-buru bilang, bencana alam seperti tsunami itu adzab Allah karena kita banyak dosa. Bilang begitu tidak tepat karena banyak orang baik dari berbagai komunitas yang tidak jahat yang juga jadi korban. Selain itu kesimpulan seperti itu menafikan sifat kasih sayang Allah. Tsunami adalah sunnatullah bekerjanya alam,” paparnya.
Jgn buru2 bilang, bencana alam spt tsunami itu adzab Allah krn kita bnyk dosa. Bilang bgt tdk tepat krn bnyk orng baik dari berbagai komunitas yg tdk jahat yg jg jd korban. Selain itu kesimpulan spt itu menafikan sifat kasih saya Allah. Tsunami adl sunnatullah bekerjanya alam.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) December 23, 2018
Mahfud menyampaikan hal tersebut merujuk pada bencana gempa bumi di Palu dan NTB beberapa waktu lalu. Bencana Palu dan NTB saat itu dikontroversikan secara politik oleh beberapa pihak. Ada yang menyebut azab, dan ada juga yang menyebutnya sebagai ujian.
“Saya sampaikan itu karena yang dulu (seperti bencana Palu, NTB) dikontroversikan secara politik. Yang satu bilang azab, yang lain bilang ujian. Padahal korbannya bercampur-campur aliran politiknya dan banyak orang baiknya. Allah Maha-Pengasih, tak mungkin mengazab dengan membabi-buta. Itu sunnatullah,” ujarnya. (SU05)
Ada sebab ad akibat,profffff,,,,
sebuah musibah / bencana terjadi bisa diannalogikan sebagai : 1. sebagai ujian dan 2. sebagai azab …… makanya tiap kali musibah / bencana terjadi atau menimpa seseorang atau sebuah kaum, mereka diminta untuk instropeksi diri, mohon ampun pada Allah atas semua kesalahan atau dosa yg selama ini mereka perbuat