Mengenai keutamaan Shalat Subuh berjemaah di masjid, terutama bagi pria Muslim, itu sendiri, telah banyak ulama yang membahasnya. Di antara keutamaan-keutamaannya tersebut adalah “disaksikan malaikat” dan “dihitung sebagai shalat malam semalam penuh” (Haq, 2017).
Seiring dengan makin menggeliatnya Gerakan Shalat Subuh Berjemaah itu, makin banyak masjid yang ramai. Di Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, misalnya, suasana subuh berjemaahnya tetap ramai.
Suasana subuh yang diramaikan kalangan tua dan muda, termasuk tidak sedikit di antara mereka berusia renta, di masjid yang berdiri di tengah perkampungan berpenduduk sedikitnya 907 kepala keluarga atau 2.973 jiwa itu relatif tak berubah dalam tiga tahun terakhir.
Betapa tidak, seluruh saf di ruang utama masjid berlantai dua itu penuh dengan jemaah. Mereka yang tak kebagian saf di bagian dalam mendirikan Shalat Subuh mereka di pelataran kanan-kiri dan belakang masjid pada Jumat (19/1), Sabtu (20/1), dan Minggu (21/1) itu.
Suasana subuh berjemaah di Masjid Jogokariyan yang ramai seperti yang Antara sendiri rasakan selama tiga hari di pekan ketiga Januari 2018 itu relatif sama dengan pengalaman pertama mengikuti Shalat Subuh di masjid tersebut pada pertengahan Oktober 2016.
Pencapaian masjid yang terletak di Jalan Jogokariyan No. 36, Mantrijeron, Yogyakarta, dalam menarik warga setempat dan musafir untuk meramaikan Shalat Subuh berjemaah setiap harinya itu kini menjadi model yang menginspirasi banyak masjid di luar Provinsi D.I. Yogyakarta.