Sebagai muslim kita tidak heran apabila mendengar ada tokoh yang kharismatik mendapat fitnah keji, sebab dalam sejarahnya disepanjang jaman fitnah bisa menimpa siapapun tak terkecuali para ulama dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Bahkan Rasulullah Muhammad SAW tidak luput dari fitnah.
Demikian pula sahabat Nabi said bin Zaid pernah menjadi korban fitnah meskipun beliau termasuk satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga.
Dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan Bani Umayyah ada seorang penduduk Madinah bernama Arwa binti Uwais menuduh Said bin Zaid merampas sebagian tanah miliknya dan kemudian diakui sebagai tanah milik Said bin Zaid.
Dan hal ini terdengar oleh Marwan bin Hakam, gubernur Madinah yang masih paman dari Muawiyah. Kemudian beliau megirimkan beberapa orang utusan untuk berbicara dengan Said bin Zaid tentang permasalahan ini.
Mendengar fitnah itu sahabat Rasulullah Saw ini sangat bersedih, beliau berkata: “Orang-orang mengira bahwa aku menzalimya! Bagaiman bisa aku menzaliminya?! Padahal aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang merampas sejengkal tanah, maka Allah akan membebaninya dengan beban seberat 7 kali bumi.”
Said bin Zaid memang meriwayatkan beberapa hadits Nabi SAW, termasuk hadist yang dijadikan hujjahnya ini. Ada hadist senada lainnya yang juga diriwayatkannya, yakni: “Barang siapa yang berbuat zalim terhadap sejengkal tanah, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi, dan barang siapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid”.
Kemudian Said berbalik menghadap kiblat dan berdoa, “Ya Allah, apabila wanita itu sengaja membuat-buat kebohongan ini, janganlah Engkau mematikan dirinya kecuali setelah ia menjadi buta, dan hendaklah Engkau jadikan sumurnya sebagai kuburannya.”
Hanya berselang satu bulan saja wanita tersebut menjadi buta, ia terjerumus masuk ke dalam sumur ketika ia sedang berjalan mengelilingi tanahnya itu. Maka tersingkaplah bahwa Said benar dan Arwa bersalah dan terbukti hanya dia memfitnah.
Abdullah bin Umar berkata: “Sejak saat itu kami masih anak-anak sering mendengarkan orang yang berkata kepada orang lain: semoga Allah membutakanmu sebagaiman ia mebutakan Arwa”.
Kisah di atas sekaligus membuktikan kebenaran hadist Rasullulah Saw yang berbunyi: “Takutlah kepada doa orang yang dizalimi, sebab tiada penghalang antara dirinya dengan Allah.”
Apalagi pada kisah di atas yang dizalimi adalah sahabat Rasulullah yang mulia yang sudah mendapat jaminan masuk surga.
Disarikan dari buku Kisah Heroik 65 Shahabat Rasulullah Saw, karya Dr. Abdurrahman Ra’fat al-Basya, cetakan pertama, 2008.
Penulis: Endang S