Meski sudah mengalami pemboikotan, ancaman pembunuhan terhadap Rasulullah SAW pun tidak surut. Abu Thalib sangat menyayangi Rasulullah ponakannya sehinga beliau memberikan perlindungan yang luar biasa. Untuk mengelabui lawan, Abu Tholib mempersilakan Rasulullah tidur di tempat tidurnya. Namun rupanya strategi Abu Tholib ini di dengar oleh lawan sehingga strategi dirubah dengan Rasulullah disuruh tidur bergantian ditempat tidur salah satu anak Abu Tholib.
Pada bulan Muharam tahun sepuluh kenabian, sudah mulai muncul kegelisahan pada beberapa orang dikalangan kafir Quraisy yang ingin membatalkan perjanjian tersebut, diantaranya Hisyam bin Amru, Zuhair bin Abi Umayyah, Muth’am bin Ady, Abul Bukhturi Zam’ah bin al-Aswad. Mereka bersepakat akan membatalkan naskah dholim tersebut.
Di depan Ka’bah mereka berpidato dihadapah khalayak “Wahai penduduk Mekkah, apakah kita bersenang-senang makan dan minum, sementara Bani Hasyim kita biarkan binasa, tidak dapat melakukan jual beli? Demi Allah saya tidak akan duduk sebelum merobek-robek naskah pemboikotan yang dholim ini!”.
Tapi kemudian niat tersebut dihalangi oleh Abu Jahal sehingga muncul perdebatan diatara mereka. Kemudian Abu Thalib datang kepada mereka mengabarkan bahwa Muhammad telah mendapat kabar gembira bahwa Allah telah mengutus rayap untuk memakan seluruh isi naskah perjanjian tersebut kecuali tulisan yang menyebut Allah.
Allahuakbar
سبحان الله