SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) meluncurkan mobil listrik generasi ke-6 mereka berkonsep “Small City Car” atau Smart Vi yang diberi nama “Move On” di kampus setempat, Senin (2/10).
Dosen pembimbing mobil listrik Smart Vi PENS Dr Era Purwanto mengatakan mobil listrik yang mengadopsi konsep city car dengan kapasitas kursi untuk empat orang itu ia kerjakan bersama dengan lima rekan dosen dan 20 mahasiswa.
“Keistimewaan dalam mobil listrik ini menggunakan satu motor induksi tiga phasa untuk menggerakkan mobil sebagai pengganti motor DC yang kebanyakan dipakai saat ini. Kontrol mobil dapat diprogram dengan beberapa variabel algoritma, misalnya FOC (Field Orientasi Control), DTC (Direct Torque Control), Space Vector Control dan masih banyak lagi,” katanya.
Smart Vi, kata dia, menjadi satu solusi akan krisis energi dan polusi. Dengan menggunakan bahan bakar yang dapat disimpan di dalam beberapa baterai, Smart Vi mampu melaju dan menjadi alternatif sarana transportasi perkotaan yang lebih ramah lingkungan.
“Untuk charging, masih proses pengembangan ke ‘auto charging’, bisa seperti ‘power supply switching’ dengan frekuensi tinggi. Bahkan, bisa juga diseting masing-masing, tergantung sumber input charging. Jadi ketika posisi charging, bisa menggunakan listrik PLN bisa juga solar panel,” tutur Era.
Ditanya pengembangan Smart Vi ke depan, dia mengatakan secara kualitas, Smart Vi tidak kalah dengan mobil-mobil sejenisnya. Bila diproduksi massal harganya jauh lebih murah, berada di kisaran Rp 80-90 juta per unit.
Dia menyatakan, PENS siap mendukung gagasan pemerintah dalam mewujudkan “Green Energy Transportation”. Karena secara umum mobil ini sudah dapat dikatakan layak untuk diproduksi massal, untuk body dan chasis, PENS sudah bekerja sama dengan PT Green. Sementara penggerak dan kontrol ECU-nya dalam pengembangan.
“Kami juga mengembangkan ECU (Electronic Control Unit) mobil listrik tiga phasa sendiri. Semua tinggal menunggu izin dari pemerintah,” ujarnya. (Ant/SU02)
Ga bakal laku broo…ga bisa buat pencitraan….buat aja ESEMKA versi 2019 yg bisa buat pencitraan nanti pasti diblowup media mainstream kroni2 penyebar hoax