HOUSTON – Dulu, ada pesawat supersonik yang sudah tiba di tujuan saat suaranya masih tertinggal di belakang. Tak lama lagi, bakal ada pesawat supersonik yang bahkan suaranya pun nyaris tidak ada. Pesawat terbaru untuk komersial ini sedang dalam tahap percobaan.
X-plane, pesawat model baru ini, sedang digarap lembaga angkasa luar Amerika Serikat (NASA) dengan pabrik mesin pesawat Lockheed Martin. Kerjasama ini diharapkan menghasilkan pesawat yang terbangnya lebih cepat dengan suara lebih tenang dibanding pesawat supersonik sebelumnya.
NASA melakukan pengujian untuk Quiet Supersonic Technology (QueSST ) dalam terowongan angin di Glenn Research Center di Cleveland, negara bagian Ohio. Tes terowongan angin berkecepatan tinggi ini dilakukan untuk versi skala kecil dari pesawat agar memastikan bisa bekerja sebagaimana diinginkan. Para teknisi berencana membuat model untuk kecepatan 0,3 – 1,6 Mach (kecepatan suara) atau sekitar 241- 1.529 kilometer per jam.
“Kami akan mengukur daya angkat, daya tarik, hingga daya tekan sisi pada model di berbagai sudut untuk memverifikasi ia bisa melakukan seperti yang diharapkan,” kata Ray Castner, insinyur kedirgantaraan yang memimpin pengujian propulsi, dikutip Juliana Rose Pignataro untuk International Buiness Times edisi Senin (27/2). “Kami juga ingin memastikan udara mengalir lancar ke dalam mesin dalam semua kondisi operasi.”
Penerbangan supersonik komersial sudah ada dengan pesawat Concorde. Tapi, itu dilarang pada 1973 oleh Federal Aviation Administration karena suaranya terlalu berisik. Maka, NASA dan Lockheed akan menghilangkan masalah itu dengan mengembangkan teknologi ‘detak jantung’ yang boleh dikata hampir tak bersuara saat ada di tanah. Untuk mengoptimalkan ini, Lockheed Martin mendesain X-plane menyerupai ‘pesawat kertas futuristik’.
“X-plane ini bertujuan mengubah ledakan sonik yang sangat berisik. Nantinya, suara penerbangan pesawat supersonik akan lebih mirip detak jantung sonik,” kata rilis pers dari Lockheed Martin.
Jika semua berjalan dengan baik, pesawat bisa siap untuk terbang pada tahun 2020.
EDITOR: Omar Ballaz