Perguruan tinggi dan lembaga riset, lanjutnya, dapat melakukan riset-riset di bidang pembuatan mobil listrik, material yang digunakan, sistem manufaktur, pendanaan hingga pemasarannya.
Kemudian, industri-industri otomotif yang selama ini telah melakukan kegiatannya secara nyata di Tanah Air perlu bergabung menyukseskan rencana pengembangan mobil listrik Indonesia.
“Perlu juga mengajak pihak-pihak di luar negeri yang berpengetahuan dan berpengalaman lebih untuk bekerja sama mendukung proyek pengembangan mobil listrik kita,” katanya.
Dito menambahkan Indonesia perlu mengembangkan mobil listrik, tidak saja karena alasan mengurangi pemakaian BBM, menurunkan polusi udara termasuk emisi gas rumah kaca, atau karena ke depan penduduk dunia akan lebih banyak menggunakan mobil listrik.
Namun, lebih dari itu, menurut dia, karena Indonesia telah memiliki pengalaman dalam pengembangan industri otomotif untuk pasar domestik maupun regional.
“Semoga mobil listrik ini segera terwujud di Indonesia, sebagai negara besar yang telah lama bercita-cita memiliki industri otomotif ‘Merah Putih’-nya sendiri,” kata Dito. (Ant/SU03)