JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci di kawasan Asia dalam upaya mengimplementasikan industri 4.0. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, faktor utama yang dapat mempengaruhi pengembangan di era digital tersebut, antara lain adalah pasar dan talent.
“Saat ini pengguna internet di Indonesia, jumlahnya mencapai 143 juta orang. Ini merupakan sebuah potensi pasar yang besar. Kemudian, talent itu kita miliki dari seluruh universitas yang ada, di mana di Indonesia jumlahnya terbanyak di ASEAN,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SERUJI, Jumat (13/4).
Dia menerangkan, kedua modal yang telah dimiliki Indonesia itu menjadi kesiapan untuk lebih percaya diri memasuki era perubahan di Industri 4.0.
Terlebih lagi, lanjutnya, generasi milenial akan memiliki peranan penting karena merekalah pengguna dominan dari teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri keempat, yaitu internet.
“Kita melihat komposisi pengguna internet yang usianya 19-34 tahun, merupakan yang terbanyak dengan mencapai 49,5 persen. Mereka berinteraksi atau melek teknologi melalui smartphone,” ujar Airlangga.
Untuk itu, ungkapnya, Kementerian Perindustrian tengah gencar mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia agar menguasai teknologi digital.
“Salah satu langkahnya adalah melalui program vokasi SMK dan industri serta untuk memacu politeknik melalui program skill for competitiveness,” kata Airlangga.
Dalam pelaksanaan Industri 4.0, Airlangga pun memastikan, manusia tidak akan tergantikan oleh robot.
“Karena sejak revolusi industri ketiga sudah otomatisasi. Sedangkan pada Industri 4.0, industri yang sudah terotomatisasi tersebut terhubung dengan internet of things, sehingga pengontrolan data lebih efisien, efisiensi mesin lebih baik, dan efisiensi ini bisa dipacu hingga 99 persen,” tukas Airlangga. (ArifKF/Hrn)
