SERUJI.CO.ID – Tepat satu tahun yang lalu, ibu saya mendapat serangan stroke yang membuat beliau lumpuh total separuh tubuh bagian kanannya. Selain tidak dapat menggerakkan anggota badannya, Ibu juga menjadi kesulitan bicara seperti penderita stroke pada umumnya.
Dalam waktu kurang dari dua bulan, Alhamdulillah, Ibu sudah bisa saya tinggal pergi lama dalam keadaan yang sudah mandiri. Yang paling utama adalah sudah bisa pergi ke kamar mandi sendiri tanpa didampingi.
Dalam waktu satu tahun pascaserangan tersebut, beliau kini sudah bisa mandiri, bahkan bisa memasak walau dalam keterbatasan.
Usia Ibu saat mengalami serangan stroke saat itu sekitar 64 tahun.
Berikut beberapa hal yang saya lakukan dalam merawat Ibu yang terserang stroke:
- Optimisme. Saat serangan awal stroke, selain menyakitkan secara fisik, penyakit tersebut juga sangat menyiksa pasien secara mental. Maka besarkanlah hati penderita, sampaikan optimisme bahwa seiring berjalannya waktu, pasien akan kembali normal. Terus sampaikan hal tersebut. Beri contoh atau ceritakan orang-orang yang pernah kena stroke yang bisa kembali normal. Akan lebih baik lagi kalau memberi contoh tetangga atau orang yang penderita kenal.
- Biarkan menangis. Jangan melarangnya menangis dengan alasan apapun. Kita mungkin melarang penderita bersedih sehingga melarangnya menangis. Namun, bagi penderita stroke, menangis akan membuatnya lega. Maka biarkanlah ia menangis sesuka hatinya.
- Selalu Penuhi Keinginan Penderita. Karena penderita stroke umumnya kesulitan komunikasi, maka apapun permintaannya atau apa yang penderita katakan, segera berangkat dan penuhi. Tidak peduli itu bukan yang penderita maksud, segera berangkat saja. Apabila salah, tertawa saja sambil menggodanya sampai mengerti apa yang dimau.
- Temukan Cara Komunikasi Alternatif. Berikutnya temukan cara komunikasi yang efektif dengan pasien. Misalnya dengan menggunakan bahasa isyarat atau apapun.
- Jangan terlambat memenuhi apa yang diminta, karena itu bisa membuatnya emosi bahkan menyalahkan dirinya sendiri.
- Berikan suasana yang paling nyaman, seperti kebersihan tempat tidur dan pakaian yang digunakan. Rajin-rajin membersihkan badannya dan menyikat giginya.
- Besarkanlah hatinya. Ingatkan tentang hal-hal baik yang sudah penderita perbuat. Ingatkan pada kenangan-kenangan yang akan membuatnya gembira.
- Pujilah sesering mungkin. Ingatkan prestasi-prestasinya, misalnya masakannya yang enak atau sudah berhasil membesarkan anak-anaknya atau telah memajukan lingkungan tempat tinggalnya, dan lain-lain.
- Latihlah gerakan-gerakan sederhana sedikit demi sedikit. Dan minta menggerakkan dirinya sendiri sesuai kelenturan yang dirasa. Artinya jangan memaksanya melakukan gerakan yang menyakiti dirinya sendiri.
- Berilah makanan yang sehat tanpa vetsin dan sering-seringlah menyuapi makanan yang direkomendasikan oleh dokter.
- Ajak terus berbicara dan pancing untuk bercerita. Dengarkan apapun yang dikatakan. Pancing untuk menceritakan apa saja terutama hal yang selama ini dipendam dalam hatinya.
- Jalan ke Luar Rumah. Setelah pasien mulai bisa berjalan kembali atau dengan menggunakan kursi roda, ajaklah jalan-jalan di pagi hari.
- Mandi Sebelum Subuh. Setelah pasien sudah mulai bisa mandi setiap hari, mandinkanlah sebelum Subuh sehingga pasien bisa shalat Subuh tepat waktu.
- Penuhi Apapun Permintaan. Apapun yang pasien minta selama tidak melanggar aturan atau membahayakan nyawa, turuti saja selama kita mampu, meskipun terkadang permintaan tersebut aneh dan tidak masuk akal.
- Jangan pernah membantah apalagi membentak.
- Menunjukkan wajah yang ceria dan bahagia di depan penderita stroke. Dan menunjukkan bahwa kita justru bahagia bisa bersama dengannya.
- Sabar dan menikmati merawat penderita stroke.
Demikian tips yang dapat penulis bagi, semoga dapat membentu mempercepat proses penyembuhan orang terkasih anda yang saat ini menderita stroke. Aamin
disclaimer:
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.