AMBON – Sehari setelah diresmikan Presiden Joko Widodo, klinik apung Said Tuhuleley telah memulai misi pertamanya, Sabtu (25/2). Klinik apung ini mulai melakukan kegiatan kemanusiaan.
Dimulai dengan kegiatan bakti sosial dan pelayanan kesehatan untuk pertama kalinya di kepulauan Saparua, Maluku. Dalam kegiatan itu, Lazismu sebagai pihak yang menginisiasi klinik ini akan menyertakan tim medis dari Rumah Sakit Islam Jakarta yang terdiri dari 3 dokter, 5 perawat dan 1 apoteker.
Pemilihan Saparua yang berjarak sekitar 50 mil dari kota Ambon sebagai tujuan pertama, dikarenakan merupakan tempat kelahiran Said Tuhuleley. Tokoh pemberdayaan Muhammadiyah yang diabadikan menjadi nama klinik tersebut. Said dikenal dengan dedikasi dan pengabdiannya yang totalitas membersamai dan memihak kaum mustadl’afin atau rakyat miskin dan termarjinalkan hingga akhir hayatnya.
Sehari sebelumnya, klinik apung diresmikan Presiden Jokowi tepat di belakang gedung Islamic Centre, tidak jauh dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Jumat (24/2). Peresmian operasional kapal yang diperuntukkan untuk layanan kesehatan dan kemanusiaan itu ditandai dengan pembunyian sirine dan penandatanganan prasasti Klinik Apung Said Tuhuleley.
PP Muhammadiyah menargetkan pengadaan 13 unit kapal klinik apung kemanusiaan. Dalam waktu dekat, Lazismu akan menambah 3 unit kapal guna memaksimalkan pelayanan bagi semua.
Anggota Badan Pengurus Lazismu, Joko Intarto menyatakan bahwa 3 unit kapal tambahan itu akan dinamai Klinik Apung Kemanusiaan 1, yang saat ini sudah dikirim ke Sorong, Kemanusiaan 2, akan dikirim ke Ternate dan Kemanusiaan 3, yang masih dalam proses penyelesaian di galangan di Surabaya. Rencananya Kemanusiaan 3 akan dioperasikan di Kalimantan Barat.
“Bantuan klinik apung ini merupakan kebutuhan bagi masyarakat di daerah ini yang terdiri dari pulau-pulau. Kami berharap dengan keberadaan kapal ini akan mampu menjawab masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di kepulauan terpencil,” tutur Haedar Nashir seusai peresmian.
Klinik ini dibangun dengan basis kapal yacht berdiameter 15 x 5 meter berbahan dasar fiberglass dengan berat mencapai 8 ton. Kapal yang dibangun di galangan Young Marine selama empat bulan ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang ada di pulau-pulau terluar, khususnya di Indonesia Timur.
EDITOR: Rizky