MENU

Qatar Tolak Negosiasi, Jika Negara-Negara di Teluk Tak Cabut Boikot

DOHA – Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah diplomatik di kawasan Teluk. Kecuali jika Arab Saudi dan sekutunya terlebih dahulu mencabut boikot perdagangan dan perhubungan yang mereka terapkan dua pekan lalu. Demikian Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, mengungkapkan hal itu di Doha, Selasa (20/6) seperti dilaporkan Reuters.

AL-Thani menegaskan, Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangganya sejauh mereka masih menerapkan “blokade”.

“Mereka harus terlebih dahulu mencabut blokade jika ingin bernegosiasi,” tegas Al-Thani.

“Sampai sekarang, kita tidak melihat ada kemajuan soal pencabutan blokade, yang merupakan syarat untuk melangkah maju (menuju perundingan, red),” ujarnya.

Arab Saudi yang bersama-sama dengan Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain mengambil langkah-langkah yang mengucilkan Qatar yang dituduh mendukung terorisme, mengatakan sanksi terhadap negara itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, kecuali jika Doha mengabulkan tuntutan negara-negara kuat Arab.

Tuntutan direncanakan akan diungkapkan dalam beberapa hari mendatang.

Qatar membantah tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh para negara tetangganya bahwa pihaknya mendanai terorisme, memicu ketidakstabilan kawasan atau membangun hubungan yang nyaman dengan musuh mereka, Iran.

Akibat pengucilan terhadap Qatar, ketegangan di Teluk pun meningkat.

Perselisihan itu telah menimbulkan keretakan di antara beberapa negara sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump mendukung langkah-langkah tegas terhadap Qatar, bahkan ketika Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS selalu berupaya untuk bersikap netral.

Pada Senin (19/6), Qatar menggelar latihan perang bersama pasukan Turki, untuk menunjukkan bahwa negara itu masih memiliki negara-negara sekutu setelah dua pekan dikucilkan untuk pertama kalinya.

Qatar mendapatkan dukungan dari Turki selama masa perselisihan.

Saluran televisi berita yang didanai pemerintah, Al Jazeera, memperlihatkan satu baris pesawat antipeluru pengangkut personel berbendera Turki berada di pangkalan militer Tari bin Ziyad di Doha.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan tambahan Turki telah tiba di Qatar pada Minggu untuk melakukan latihan perang. Namun, sejumlah sumber militer di kawasan mengatakan kepada Reuters bahwa operasi itu sebenarnya melibatkan pasukan Turki yang memang sudah ada, bukan pasukan tambahan. (HA/IwanY)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER