DUBAI – Pemerintah kota Dubai telah menguji prototipe of taxi-terbang-sendiri buatan Cina dengan tujuan diperkenalkan di Uni Emirat Arab pada Juli. Uji terbang drone bermuatan seorang dilakukan saat keemiran itu memastikan punya alat transportasi terbang-sendiri sebelum 2030.
“Kendaraan udara yang dipamerkan dalam World Government Summit ini bukan sekadar model. Kami sudah mengalami terbang dengan kendaraan itu di udara Dubai. Itu untuk mengurangi kemacetan lalu lintas darat,” begitu pernyataan tertulis kepala otorita perhubungan Mattar al-Tayer, Senin (13/2).
Drone berjuluk EHang 184 bisa terbang menurut arah yang diprogram dengan kecepatan 100 km/jam di ketinggian 300 meter. Penumpang tinggal duduk lalu memilih tujuan agar taksi otonom ini lepas landas, terbang ke tujuan, lalu mendarat di tempat terpilih. Perjalanannya dipantau pusat kendali di darat.
Menurut pernyataan Tayer, taksi udara buatan Cina ini bisa diisi ulang listriknya selama dua jam dan bisa terbang 30 menit. Quadcopter ini digerakkan oleh delapan baling-baling, punya sensor kuat, dan tahan temperatur ekstrim.
Selain dengan Cina, Dubai pada November lalu teken kontrak dengan perusahaan Hyperloop One dari Amerika Serikat untuk mempelajari pembangunan jaringan transportasi near-supersonic (nyaris menyamai kecepatan suara) dari dan ke ibukota Abu Dhabi.
Dubai, tempat berdirinya tower tertinggi Burj al-Khalifa dan berbagai bangunan hebat lainnya, menjadi daya tarik wisata terbesar di kawasan Teluk. Pada 2016, ada 14,9 juta wisatawan datang. (*)
https://www.facebook.com/serujidotcom/