Al-Quds – Surat kabar Al Hayat melaporkan, Lembaga Rujukan Keagamaan Palestina menggelar perundingan pada Rabu (26/7) dengan kepolisian Israel untuk meminta Israel agar menghilangkan semua penghalang yang menghambat kebebasan warga Palestina beribadah di kompleks Masjid Al Aqsa.
Beberapa penghalang tersebut masih ditemukan di area sekitar kompleks bangunan suci meski Israel telah melepas logam detector di gerbang utama.
Hingga rabu, warga Palestina terus melanjutkan aksi protes terhadap Israel dengan masih menjalankan sholat lima waktu di depan pintu gerbang Asbath atau gerbang singa.
Mereka tetap menolak menunaikan sholat lima waktu di Masjid Al Aqsa sebelum Israel menghilangkan penghalang lainnya.
Muncul kekhawatiran, jika krisis tersebut belum terselesaikan hingga Jumat besok, maka akan kembali meletus bentrokan serius antar warga Palestina dengan pihak keamanan Israel.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Lembaga Rujukan Keagamaan Palestina juga akan mengirim delegasi ke Jordania untuk meminta penjelasan terkait berita diberbagai media yang mengatakan bahwa adanya transaksi antara PM Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Abdullah II dari Jordania dalam pembicaraan melalui telepon, pada Senin (24/7) malam.
Transaksi tersebut membuahkan hasil, yakni keputusan Israel untuk melepas logam detector dari kompleks Masjid Al Aqsa dengan imbalan pembebasan petugas keamanan Israel yang terlibat penembakan dan menewaskan dua warga Jordania di kompleks Kedutaan Israel di Amman, Jordania, Minggu (23/7). (HA)