MENU

Ternyata, Pesawat Pertama Kali Diciptakan oleh Ilmuwan Muslim

SERUJI.CO.ID – Umumnya masyarakat dunia hanya mengenal Sir George Cayley, Otto Lilienthal, Santos-Dumont dan Wright Bersaudara sebagai yang berjasa merintis dunia dirgantara hingga menjelma menjadi industri modern seperti sekarang ini. Tapi apakah anda tahu bahwa peletak dasar konsep pesawat terbang pertama adalah seorang ilmuwan Muslim dari Spanyol, Abbas Qasim Ibnu Firnas, yang dikenal di Barat dengan nama Armen Firman.

Abbas Ibnu Firnas lah orang pertama dalam sejarah yang melakukan pendekatan sains dan eksperimen terbang di udara ribuan tahun sebelum Wright Bersaudara melakukan penerbangan perdananya.

Abbas Ibnu Firnas memulai petualangannya melalui ilmu Al-quran yang dipelajarinya di Kuttab.

Mari sejenak merujuk kembali ke masa silam, di saat pemerintahan Khalifah Umayyah. Pada 810 M di Izn-Rand Onda, Al-Andalus (kini Ronda, Spanyol) lahir seorang anak. Dia memulai petualangannya dalam ilmu pengetahuan dengan mempelajari Alquran di Kuttab wilayah Takurina dan Masjid Kordoba.

Meski berkali-kali mengalami kegagalan dalam eksprimennya sampai mengalami cidera fisik, Abbas Ibnu Firnas tidak menyerah dan tetap semangat.

Berkali-kali gagal dan cedera fisik yang dialaminya tak membuatnya patah semangat. Seorang pemuda yang mencoba terbang dari menara Masjid Mezquita di Cordoba dengan menggunakan semacam sayap dari jubah yang disangga kayu . Sayap buatan itu ternyata membuatnya melayang sebentar di udara dan memperlambat jatuhnya, ia pun berhasil mendarat walau dengan cedera ringan. Alat yang digunakannya inilah yang kemudian dikenal sebagai parasut pertama di dunia.

Ia mencoba merancang dan membuat sebuah mesin terbang yang mampu membawa manusia. Setelah versi finalnya berhasil dibuat, ia mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.

Ia membuktikan bahwa benda padat bisa melayang di udara. Ia mampu menjadikan tubuhnya ringan dan menolak gravitasi bumi. Ketika ia meloncat dari tempat yang tinggi, udara membawanya.

Namun pada eksperimen selanjutnya, Ia sempat terhempas ke tanah bersama pesawat layang buatannya dan mengalami cedera punggung yang sangat parah. Ia lupa menambahkan ekor pada model pesawat layang buatannya sehingga gagal mendaratkan pesawat ciptaannya dengan sempurna.

Walaupun percobaan terbang menggunakan sepasang sayap dari bulu dan rangka kayu belum berhasil sempurna, namun gagasan inovatif sang pemuda dipelajari oleh Roger Bacon dan 700 tahun kemudian konsep dan teori pesawat terbang dikembangkan.

Siapakah sosok pilot pertama yang melakukan terobosan dan eksplorasi pertama dalam dunia kedirgantaraan?

Namun sayang, menurut pemikiran sejarawan Amerika Ellen White yang menulis jurnal teknologi dan budaya tahun 1960, menyatakan bahwa pelopor penerbangan pertama di Eropa adalah Eilmer of Malmesbury yang melakukan penerbangan saat melarikan diri dari salah satu penjara di Inggris di awal abad ke-11 M.

Ia membuat sayap dari bulu-bulu, mengikatkannya di lengan dan kakinya, kemudian terbang dalam jarak tertentu. Namun ia jatuh dan menderita patah kaki. Aksinya itu terjadi di awal tahun 1010 M.

Namun tahukah anda aksi Eilmer of Malmesbury terinspirasi dari kajian ilmiah yang dilakukan oleh Ibnu Firnas. Karena Ibnu Firnas menjadi satu-satunya rujukan dalam dunia penerbangan di abad ke-11 M.

Sejarawan Barat, Philip K Hitti, dalam bukunya yang berjudul History of the Arabs: From the Earliest Times to the Present mengatakan “Ibn Firnas was the first man in history to make a scientific attempt at flying.”

Cedera punggung yang tak kunjung sembuh mengantarkan Ibnu Firnas pada proyek-proyek penelitian di laboratorium. Ia berhasil menentukan dasar-dasar bagi pembuatan pesawat angkasa.

Abbas Ibnu Firnas juga berhasil membuat al-Miqat (semacam jam), al-Munaqalah (kalkulator di zaman itu), Dzatul Halqi/astrolabe (komputer astronomi kuno untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, posisi matahari, dan bintang-bintang di langit).

Dan juga membuat al-Qubah as-Samawiyah (planetarium), sebuah teater yang dibangun untuk menyajikan pertunjukan edukatif sekaligus hiburan tentang astronomi dan langit malam atau untuk pelatihan navigasi langit, 600 tahun sebelum Leonardo da Vinci berimaginasi dengan planetariumnya.

Ia juga pencetus ide industri kaca dari batu dan pasir (Kristal).

Kini sosok Abbas Ibnu Firnas, hanya bisa kita temui tercetak di atas sebuah prangko buatan Libya, menjelma pada sosok patung dan nama bandara internasional di Baghdad, dan abadi di salah satu kawah permukaan Bulan. (Syahrial/Hrn)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER