Setelah melihat banyak produk sepatu rajut di internet, ia pun mempunyai ide untuk mengembangkan produk sepatu rajut tersebut. Awalnya hanya lihat di handphone ada model-model sepatu rajut itu, trus ingin membuat.
“Kalau dulu kan pernah membuat peci rajut, caranya sama hanya ini mengikuti model sepatu,” ungkap Mujiyati, ditemui SERUJI di kediamannya, Kamis (21/9).
Karena bentuk dan modelnya cantik, unik dan lucu, produk sepatu rajut kreasi Mujiyati dan kelompok ibu-ibu rumah tangga ini sudah banyak diminati oleh pembeli di kota-kota besar. Selain Jakarta, produk-produk sepatu rajut di sini juga sudah dipasarkan ke Sumbawa, Pontianak, Cirebon dan Padang.
Untuk memenuhi bahan baku baik sepatu karet maupun benang nilon, Mujiyati mengaku tidak kesulitan karena sudah disetor langsung oleh distributor. Khusus menjelang Hari Raya Lebaran, ia mengaku mulai menambah stok karena biasanya permintaan akan meningkat.
Sementara itu, dalam sehari setiap ibu-ibu mampu membuat satu hingga dua pasang sepatu rajut tergantung dari tingkat kesulitan dari pola dan model sepatu. Untuk harga sendiri sangat terjangkau, dari harga Rp 80 ribu hingga Rp 125 ribu. Sedangkan untuk pemasaran, Mujiyati mengaku menggunakan jejaring sosial faceebook dan dipasarkan langsung ke toko-toko.
Kalau yang jauh pesennya lewat facebook kemudian dikirim paket. Kalau yang dekat-dekat, suami saya yang ngirim langsung ke toko-toko di Candi Prambanan dan Klaten,” ucap dia. (Hanif/Hrn)