MADINAH – Menuju Baitullah dan ziarah ke Madinah menjadi harapan dan doa kaum muslimin. Bagi yang di dadanya terpatri iman dan Islam yang kuat, bisa dipastikan senantiasa berdoa agar segera dipanggil oleh Allah menuju rumah-Nya.
Di sebagian masyarakat Indonesia, pergi haji atau umrah menjadi cita-cita tertinggi dalam hidupnya. Berbagai cara yang halal ditempuhnya untuk menggapainya.
Misalnya sebagai contoh masyarakat Madura. Meski terlihat sangat bersahaja dalam kesehariannya, mereka rela meluangkan sebagian rejekinya untuk menuju tempat yang dirindukan.
Kali ini reporter SERUJI sangat berbahagia bisa berkesempatan mengikuti perjalanan umrah, wisata ruhani yang dirindukan itu selain haji, bersama jamaah Rihaal Tour dan Travel.
Setelah menempuh perjalanan panjang sekitar 12 jam di atas pesawat menuju Jeddah, rombongan tiba di bandara khusus umrah dan haji, King Abdul Azis, Rabu (15/2).
Perjalanan dilanjutkan melalui bus menuju Madinah al Mukarramah selama 6 jam. Di atas bus, Ustad Mudzoffar selaku pembimbing jamaah menyampaikan beberapa arahan agar mencapai umrah yang mabrur.
“Ada tiga spirit penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan umrah,” pesan ustad yang juga diamanahi sebagai penasihat di Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Timur. Pertama adalah spirit syukur. Spirit yang menghantarkan jamaah ke kota mulia ini karena wujud syukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Baik nikmat sehat, nikmat rejeki, dan terkhusus nikmat iman dan Islam.
Kedua spirit hijrah. Spirit yang didorong meninggalkan segala keburukan dan kemaksiatan kepada Allah menuju ladang amal sholeh yang terbentang luas.
Ketiga spirit Kota Madinah. Di kota inilah dakwah Islam berkembang luas. Berkembangnya dakwah dengan pesat di Madinah ini adalah hasil dari spirit hijrah dan syukur.
“Jadi kalau mau memetik kesuksesan dalam hal apapun, harus dimulai dari hijrah dan syukur,” tegas Ustad Mudzoffar kepada rombongan umrah yang sebagian besar jamaahnya dari pengurus sekolah Al Uswah Surabaya.
EDITOR: Rizky