MENU

Meneguhkan Kembali Rumah Bersama Indonesia, Setelah Menurunnya Pendukung Pancasila.

SERUJI.CO.ID – Suatu ketika John F Kennedy berseru. Jika kita tak bisa mengakhiri perbedaan, setidaknya bersama kita bisa membuat dunia lebih aman untuk hidup dalam keberagaman dan perbedaan.

Apa yang dinyatakan Kennedy sebelumnya sudah dijalankan oleh Founding Fathers kita, antara lain Bung Karno, Mohamad Hatta, Mohammad Yamin, Ki Bagoes Hadi Koesoema, AA Maramis. Di tahun 1945, melalui sidang BPUPKI, mereka merumuskan dasar kesepakatan bernegara.

Seperti yang dapat kita baca dalam notulensi rapat, terjadi perdebatan hangat. Apakah Indonesia akan dibangun sebagai negara agama? Ataukah negara sekuler ala barat? Di tahun 1940an, memang dunia tengah penuh dengan hiruk pikuk pertarungan ideologi. Tak hanya soal negara Islam dan demokrasi sosial ala Eropa Barat, tapi juga tumbuh paham sosialisme hingga Komunisme.

Karena pada pendiri bangsa tak bisa mengakhiri perbedaan, mereka pun berkompromi mencari jalan tengah. Bung Karno mampu merumuskan embrio titik tengah ini, yang diberi nama Pancasila. Lima Sila itu terasa menjadi kompromi yang mengakomodasi prinsip penting aneka paham dan ideologi besar zaman itu.

Pancasilapun tumbuh bersama dengan tumbuhnya negara Indonesia. Ia menjadi simbol perekat yang menyatukan Aceh hingga Papua, yang sangat beragam dari sisi etnik dan agama. Sepanjang sejarah Indonesia merdeka, Pancasilapun menjadi identitas nasional.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER