Membedah Cara Pengelolaan Makanan Agar Indeks Glikemiknya Seimbang
Pada dasarnya tidak ada patokan khusus yang membuat indeks glikemik sebuah makanan tinggi atau rendah.
SERUJI.CO.ID –Â Indeks Glikemik (IG) bisa menjadi panduan dalam memilih menu makanan. Umumnya IG adalah skor dari skala 0-100, yang menggambarkan seberapa cepat tubuh mengelola glukosa pada makanan. IG sekaligus dapat menjadi patokan bagaimana pengaruh makanan terhadap kadar gula darah dan insulin.
Semakin tinggi nilai glikemik pada sebuah makanan, maka akan semakin besar pula pengaruhnya terhadap perubahan kadar insulin dan gula darah. Makanan dengan nilai glikemik tinggi, membuat kadar gula darah meningkat lebih cepat.
Contohnya saja gula pasir murni yang memiliki nilai glikemik 100. Artinya, karbohidrat dalam gula murni diubah sangat cepat oleh tubuh menjadi gula darah dan menjadi energi bagi tubuh.
Baca juga:Â Mengenal Indeks Glikemik dan Fungsinya untuk Kesehatan
Meski begitu, bukan berarti anda bebas makan makanan dengan indeks glikemik rendah. Sebab makanan dengan indeks glikemik rendah yang terlalu banyak dikonsumsi, juga berpengaruh pada melonjaknya gula darah dalam tubuh.
Tinggi atau rendahnya gula darah dalam tubuh dipengaruhi banyak faktor, seperti porsi, tekstur, ketebalan makanan dan tingkat kematangannya. Makanan terlalu matang juga membuat indeks glikemik makanan yang awalnya rendah menjadi tinggi.
Makanan yang dimasak sangat matang dengan tekstur halus dan kecil, lebih mudah diserap tubuh dan berpengaruh pada naiknya gula darah. Suhu makanan juga berpengaruh pada indeks glikemik. Nasi dingin mengandung indeks glikemik lebih rendah daripada nasi hangat.
Tak ada patokan pasti yang menentukan apakah makanan tersebut mengandung indeks glikemik rendah atau tinggi. Untuk menyiasatinya, anda bisa mengombinasikan makanan dengan nilai glikemiks rendah dan tinggi. Cara ini dirasa bisa mengurangi efek makanan tersebut pada kadar gula darah. (Nia)