SERUJI.CO.ID – Suku Sunda adalah suku terbesar kedua setelah Suku Jawa. Sama halnya dengan suku lain di Indonesia. Suku Sunda juga memiliki keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas dan jati diri suku ini.
Apa saja keunikan tersebut?
Tradisi Reuneuh Mundingeun
Tradisi ini mulai jarang ditemukan di era milenial. Tradisi ini berlaku untuk kaum wanita Sunda yang sedang hamil 9 bulan ke atas, namun belum melahirkan.
Pada akhirnya, wanita hamil ini dijuluki Reuneuh Mundingeun atau apabila diartikan ke bahasa Indonesia memiliki arti Kerbau Bunting.
Jalannya tradisi ini, wanita hamil akan diarak oleh Indung Beurang (Ibu Siang) untuk mengelilingi rumah dan kandang kerbau sebanyak 7 kali. Selanjutnya si wanita hamil akan dimandikan oleh Indung Beurang dan kembali disuruh masuk ke dalam rumah.
Tradisi Nenjrag Bumi
Tradisi ini dikhususkan untuk bayi yang baru saja lahir. Oleh Sang Indung Beurang, bayi tersebut akan diletakkan di atas tanah kemudian Indung Beurang akan memukulkan palu ke tanah, dekat dengan bayi sebanyak 7 kali.
Selanjutnya Indung Beurang menghentakkan kakinya ke tanah sebanyak 3 kali. Filosofi dari tradisi ini adalah, diharapkan sang bayu menjadi pribadi tangguh yang dapat menaklukan kerasnya dunia.
Tradisi Puput Pusteur
Saat tali pusar bayi terlepas, orang Sunda akan mengadakan acara selamatan yang disebut tradisi puput pusteur ini. Tali pusar yang sudah lepas akan dimasukkan ke dalam kanjut kundang oleh Indung Beurang.
Tali pusar tersebut ditimbun dengan uang logam yang telah dibalut dengan kapas, kemudian akan diikatkan di perut bayi.
Bayi kemudian diberi nama dan dibacakan doa keselamatan sambil disajikan hidangan berupa bubur ketan merah dan bubur ketan putih. Adapun tujuan dari tradisi ini adalah agar kelak saat tumbuh dewasa, bayi dapat hidup rukun dan saling mengasihi dengan saudara-saudaranya. (Nia)