JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Ribuan Ummat Islam memadati lapangan monumen nasional. Mereka selain memperingati setahun Gerakan Nasional pembela fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), sekaligus untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ketua Presidium GNPF MUI ustadz Bachtiar Natsir (UBN) menyampaikan ajakan untuk melupakan dendam lama. Di mana, Masyumi dan Nahdlatul Ulama saling tuduh berkhianat dan akhirnya berujung pada perpecahan.
“Kita akan teruskan ijitihad ualama zaman dulu atau zaman sekarang? Kita ingin brijitihad zaman now. Kita ingin bersaudara, kita lupakan dendam lama,” ucap UBN‎ dihadapan ummat Islam yang memadati lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12).
‎Menurut UBN sumber perpecahan Ummat Islam adalah pengelompokan-pengelompakan. Ummat Islam terbagi-bagi menjadi beberapa golongan dan organisasi kemasyarakat. Seperti al Irsyad, NU, Muhhamadiyah, Salafi dan lain-lain.
Ia juga menyampaikan, yang hadir di Monas mungkin 2 persen dari 200 juta Ummat Islam di Indonesia. Namun, Bachtiar meminta agar yang hadir di Monas tetap merangkul dan menganggap semua Ummat Islam bersaudara.
“Toleh kanan, saudara kita bukan? Toleh kiri assalamu’alaikum, saudara kita bukan? Lalu yang tidak hadir di sini saudara-saudara kita bukan? Apakah kita meneruskan perbedaan atau kita bersatu? Siap bersatu?” ujar Bachtiar.
Kegiatan ini rupayan tidak hanya dihadiri tokoh-tokoh Islam seperti, Hidayat Nur Wahid, Al Khattath, Zaitun Rasmin, tetapi beberapa aktivis non muslim seperti Lius Sungkarisma juga tampak diatas panggung.
Kemudian juga tampak pasukan asmaul husna dari Kepolisian RI juga ambil bagian untuk memimpin Dzikir Asmaul Husna. (Achmad/Hrn)