Kendati demikian, akademisi yang saat ini menjabat Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair itu menyebut bahwa semua tergantung partai politik tentang kesediaan mengusungnya sebagai pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Jatim di Pilkada serentak 27 Juni 2018.
“Tapi yang jelas, jika melihat kebutuhan masa depan, saya kira pasangan tersebut kompatibel dengan kebutuhan Jatim mendatang,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.
Sementara itu, pada perkembangan politik di Jatim, Gus Ipul dan Anas sama-sama mendaftar sebagai kandidat melalui PDI Perjuangan, bahkan keduanya telah melewati tahapan tes uji kepatutan serta kelayakan di tingkat pusat.
Pada beberapa kali pertemuan, Gus Ipul yang sudah diusung PKB menyerahkan sepenuhnya kepada internal partai, begitu juga dengan sikap Anas yang memilih menunggu terhadap segala keputusan PDIP.
“Saya mengalir saja dan menunggu bagaimana keputusan nantinya. Tapi yang pasti, saya masih fokus di Banyuwangi dengan pengembangan sejumlah programnya,” kata bupati dua periode tersebut. (Ant/Hrn)