KAIRO, SERUJI.CO.IDÂ – Dewan Menteri Luar Negeri Arab, Kamis (17/5), mempercayakan Liga Arab untuk menyusun rencana guna membalas Amerika Serikat atau negara lain yang mengakui Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel atau memindahkan kedutaan mereka ke kota tersebut.
Dewan itu, yang mengakhiri pertemuan darurat Liga Arab di tingkat menteri luar negeri di Ibu Kota Mesir, Kairo, menuntut organisasi pan-Arab tersebut untuk membentuk komite ahli independen internasional guna menyelidiki pelanggaran dan kejahatan baru-baru ini yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Tak kurang dari 63 orang Palestina tewas dan ratusan orang lagi cedera akibat perbuatan pasukan Israel itu.
Dewan tersebut kembali menyampaikan penolakan dan pengutukannya terhadap keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pemindahan Kedutaan Besarnya ke kota suci yang menjadi sengketa itu.
Dewan tersebut juga mengutuk rencana Guatemala untuk memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel ke Yerusalem, dan menegaskan Liga Arab akan melakukan semua langkah ekonomi dan tindakan politik yang perlu terhadap tindakan semacam itu.
Pada Senin (14/5), Amerika Serikat memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, enam bulan setelah Presiden Donald Trump mengakui kota suci yang menjadi sengketa tersebut sebagai Ibu Kota Israel.
Sedikitnya 63 orang Palestina di Jalur Gaza tewas dan sebanyak 2.800 lagi cedera selama tiga hari belakangan dalam bentrokan antara pasukan Israel dan pemrotes Palestina yang menentang pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Palestina ingin menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara masa depan mereka.
Protes massal Palestina dilancarkan sejak 30 Maret di lima lokasi berbeda di sepanjang perbatasan antara bagian timur Jalur Gaza dan Israel.
Sebanyak 111 orang Palestina telah tewas akibat tembakan Israel pada akhir Maret, selamat protes yang diselenggarakan untuk menuntut kepulangan pengungsi Palestina ke rumah mereka di Israel.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan negara Arab akan menuntut Dewan Keamanan PBB membentuk komite penyelidikan mengenai kejahatan terakhir Israel di Jalur Gaza.
Jika Amerika Serikat menghalangi aksi Arab tersebut sebagaimana perkiraan, maka negara Arab akan melanjutkan ke Sidang Majelis Umum PBB, kata Aboul Gheit kepada wartawan selama pertemuan itu.
Aboul-Gheit mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia PBB dijadwalkan bersidang pada Jumat (18/5) di Jenewa, dan menyatakan badan tersebut memiliki wewenang untuk membentuk komite bagi peristiwa semacam itu.
Delegasi Liga Arab di New York direncanakan mulai Kamis (17/5) malam melaksanakan apa yang disepakati selama pembicaraan Kamis (17/5) di Kairo mengenai pemindahan Kedutaan Besar AS, demikian penegasan pemimpin Liga Arab tersebut.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir yang memimpin pertemuan itu mengatakan keputusan AS untuk memindahkan Kedutaan Besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem membangkang terhadap hukum internasional dan mengabaikan hak asasi rakyat Palestina.
Menteri Arab Saudi tersebut juga mengutuk pembunuhan puluhan pemrotes Palestina di Jalur Gaza oleh pasukan Israel selama beberapa hari belakangan.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, yang juga berbicara dalam pertemuan itu, mengatakan keputusan AS untuk memindahkan Kedutaan Besarnya batal demi hukum dan takkan memberi penguasa pendudukan, Israel, hak sah apa pun.
“Yerusalem Timur akan tetap menjadi Ibu Kota Palestina,” kata Shoukry. (Ant/SU02)