Oleh: Asyari Usman
Pimpinan tertinggi PKS meminta maaf kepada publik atas “keteledoran” anggota MPR, Tiffatul Sembiring, ketika menyebutkan “gemukkanlah badan beliau ya Allah…” (maksudnya badan Jokowi) dalam rangkaian doa penutup sidang paripurna MPR, 16 Agustus 2017.
Permintaan maaf ini tentu sangat bagus dan menjadi teladan bagi siapa saja. Permintaan maaf bukanlah pertanda kelemahan. Ia adalah ciri kebaikan, ciri persaudaraan. Permintaan maaf merupakan pengakuan bahwa kemanusiawian selalu ada dalam diri setiap orang. Ia pertanda hati yang rendah, jiwa yang besar. Ia juga menyingkirkan kesombongan.
Permintaan maaf akan mempererat persahabatan, memperkuat silaturhahim. Ia selalu bisa mencairkan kekakuan. Di atas itu semua, permintaan amaf mengajarkan orang menjadi ikhlas.
Itulah sebabnya, permintaan maaf Presiden PKS, Shohibul Iman, terkait kontroversi yang dipicu oleh “doa gemukkan badan Jokowi” itu tidak berlebihan untuk disebut sebagai pertanda kenegarawanan orang yang mengucapkannya. Apalagi jika permintaan maaf itu bukan disampaikan setelah didesa-desak oleh masyarakat.
Semoga Pak Victor dikaruniai hidayah Allah
Bedalah kader partai “Panas adem” dg PKS.Gampang menilainya.