AMMAN, SERUJI.CO.ID – Kabinet Jordania pada Senin (14/5) dengan keras mengutuk peningkatan serius agresi Israel di jalur Gaza, demikian laporan kantor berita resmi Jordania, Petra.
Pengutukan itu dikeluarkan saat bentrokan berkecamuk di daerah kantung pantai antara Palestina dan personel pasukan keamanan perbatasan Israel, sehingga menewaskan 55 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang lagi.
Dewan tersebut menyatakan penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh Israel terhadap warga sipil yang tak memiliki pertahanan di Jalur Gaza adalah pelanggaran nyata hak politik dan kemanusiaan, serta hukum mereka.
Kabinet Jordania pada Senin (14/5) juga mengecam pemindaah Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem, dan berjanji akan melanjutkan upayanya untuk mencegah akibat dari keputusan semacam itu.
Baca juga: Pemimpim Muslim Mesir Kecam Pemindahan Kedubes As ke Yerusalem
Protes diselenggarakan sehari sebelum peringatan ke-70 Hari Nakba, atau “Hari Bencana”, Palestina. Hari itu diperingati oleh rakyat Palestina sebab pada 1948, ratusan ribu orang Palestina diusir dari rumah mereka atau menyelamatkan diri dari kerusuhan ketika Israel diciptakan.
Masih pada Senin (14/5), ratusan orang Jordania turun ke jalan untuk memprotes pembukaan provokatif Kedutaan Besar AS ke Jerusalem.
Pemrotes, termasuk wakil dari beberapa partai politik, berkumpul di dekat Kedutaan Besar AS di Ibu Kota Jordania, Amman, tempat mereka membakar bendera Israel dan AS.
“Ini adalah tindakan tanpa perasaan oleh AS, yang hanya akan meningkatkan ketegangan,” kata seorang pengunjuk rasa.
“Kami berada di sini untuk mengirim pesan kami kepada dunia bahwa Jerusalem Timur adalah Ibu Kota Palestina. Takkan ada perdamaian tanpa ini,” katanya.
Mereka juga mengutuk pembantaian demonstran sipil di Jalur Gaza oleh pasukan keamanan Israel.
Pada Senin (14/5) pagi, Menteri Negara Jordania Urusan Media Mohammad Momani mengatakan Israel mesti bertanggung-jawab atas pembunuhan warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
“Israel, yang adalah kekuatan pendudukan, bertanggung-jawab atas kejahatan yang dilakukan di Jalur Gaza pada Senin,” kata Momani, sebagaimana dikutip kantor berita resmi Jordania, Petra.
Menteri tersebut mengutuk penggunaan kekuatan secara berlebihan oleh pasukan keamanan Israel terhadap rakyat Palestina, dan mengatakan tak-adanya penyelesaian masalah Palestina akan meningkatkan kerusuhan di wilayah itu.
Pada Desember lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengakuannya atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan memerintahkan pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel ke kota suci yang menjadi sengketa tersebut. (Ant/SU02)