PALU – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah Abdullah Latopada meminta umat Islam agar dalam melakukan aksi solidaritas etnis Rohingya, tetap menunjukkan sikap yang beradab, dengan menunjukkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Sebagai ummat yang terbaik, tetaplah menjadi teladan walaupun kita dalam keadaan marah,” ujar Abdullah Latopada, di Palu, Selasa (5/9), saat menanggapi rencana FUI Sulteng melaksanakan aksi solidaritas di Kantor Kemenag Sulteng, Rabu (6/9). Aksi yang akan dilaksanakan FUI Sulteng itu dalam rangka menyikapi krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar.
Terkait agenda aksi itu, Abdullah mengaku sangat merespons apa yang menjadi tuntutan FUI. Ukhuwah islamiah, merupakan hal yang mutlak.
“Tapi mohon, jangan sampai apa yang terjadi di Myanmar sana, merusak kebhinekaan dan persaudaraan dan kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia, khususnya Sulteng,” harap Abdullah.
Abdullah tidak menampik bahwa yang terjadi di Myanmar, tidak lepas dari persoalan agama. Namun selain itu, juga banyak latar lain yang menjadi penyebab terjadinya krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar.
Lebih dari itu, Kakanwil menilai langkah FUI yang juga melakukan tekanan sosial dan politik, diharapkan dapat memberikan angin segar bagi kaum Muslimin di Rakhine, Myanmar terlepas dari segala penderitaannya.
Ia pun menyatakan siap memfasilitasi pertemuan antara Forum Umat Islam (FUI) dan perwakilan agama Budha di Sulteng.
“Kalau seperti itu keingian saudara-saudaraku di FUI, Insya Allah saya siap terima kedatangan mereka,” tegasnya.
“Saya haqqul yaqin, bahwa Umat Budha di Indonesia, juga tidak sepaham dengan yang dilakukan umat Budha di Myanmar sana. Saya juga secara khusus, akan meminta umat Budha di Sulteng, untuk membuka Posko kemanusiaan bagi masyarakat Muslim Myanmar. Hal itu, sebagai bukti bahwa mereka juga tidak sepakat dengan aksi penindasan di Myanmar,” tutup Kakanwil. (Ant/SU02)