Ia menjelaskan, Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil pada kisaran 5,0 persen dan berpenduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi untuk tumbuhnya perekonomian syariah, khususnya pasar modal syariah.
Berkaitan dengan itu, menurut Tito, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani menyatakan ketertarikannya untuk mempromotori pembentukan bursa efek syariah.
“BEI mendukung rencana itu dan siap membantu,” kata Tito seraya menambahkan bahwa sebaiknya bursa efek syariah itu ada di Jawa Timur.
Pasar modal syariah Indonesia kini memiliki empat efek syariah yang dapat ditransaksikan investor, 343 saham syariah, 160 reksadana syariah, satu ETF syariah, 68 sukuk korporasi dan 29 sukuk pemerintah.
Per Juni 2017 dibandingkan tahun sebelumnya return indeks saham syariah Indonesia meningkat sebesar 28,1 persen.
Kapitalisasi saham syariah dalam lima tahun terakhir meningkat 42 persen menjadi Rp3.479 triliun. Sementara kapitalisasi total saham saat ini sebesar Rp6.473 triliun. (Ant/SU03)