SURABAYA – Munculnya penolakan keberadaan patung Dewa Perang Kongco Kwan Sing Tee Koen di Klenteng Kwan Sing Bio di Tuban yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial membuat pihak DPRD Jatim angkat bicara.
Ketua fraksi PAN DPRD Jatim Agus Maimun menyesalkan munculnya polemik keberadaan patung tersebut yang menjadi pembicaraan hangat di media sosial, tak sesuai dengan fakta yang ada dan ditambah-tambahi sehingga mengandung SARA.
“Yang meramaikan itu di medsos Netizen yang berada di luar Tuban. Mereka itu tak tahu kondisi sebenarnya disana. Masyarakat Tuban sendiri tak mudah diprovokasi dengan hal tersebut karena masyarakat Tuban sangat majemuk dan toleransi beragama sangat tinggi,” ungkap Agus Maimun saat ditemui SERUJI dikantornya, Kamis (10/8).
Anggota DPRD Jatim asal Dapil Bojonegoro-Tuban ini mengatakan bahwa patung tersebut sangat berarti bagi umat Tri Dharma di Klenteng Kwan Sing Bio.
“Kalau dimedsos dikatakan itu dewa perang, itu salah. Yang benar itu adalah simbol dari dewa kejujuran. Dan perlu diketahui, kalau usia Klenteng itu ratusan tahun dan didirikan pada tahun 1857 bersama dengan usia patung itu sendiri,” terangnya.
Agus Maimun juga membantah jika keberadaan patung tersebut berada di tengah kota Tuban atau didepan klenteng yang berada di pinggir pantai.
“Coba lihat dulu langsung ke sana. Patung itu di dalam Klenteng dan tidak terlihat dari luar Klenteng. Jadi pemberitaan di medsos tersebut terlalu dibesar-besarkan dan diberi tambahan-tambahan untuk mengandung unsur provokatif atau SARA,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, puluhan orang yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat (Ormas) dan LSM menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Jawa Timur, Senin ( 7 /8).
Salah satu Koordinator lapangan, Mohammad Zaki mengatakan aksi demo tersebut menuntut dibongkarnya patung jenderal perang China Kwan Sing Tee Koen di Tuban. Aksi tersebut diikuti sebanyak 50 ormas dan LSM di Jawa Timur.
Alasan tuntutan tersebut, menurut dia sosok jenderal perang China Kwan Sing Tee Koen tidak berjasa dalam hal memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. (Setya/Hrn)
Nah loh gimana nih?
klo sdh ada dr dulu, knp bru diresmikan sama ketua MPR? mo nambah daftar partai yg dicoret di 2019?
“Dan perlu diketahui, kalau usia Klenteng itu ratusan tahun dan didirikan pada tahun 1857 bersama dengan usia patung itu sendiri”…ah masa’?
Hemm
yang demo kan jelas-jelas masyarakat Tuban? Ya udah, selesaikan aja dulu di TUban, nanti baru orang luar tuban ikut campur…..kalau dirasa perlu.