SURABAYA – Balai Besar Penanganan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memperbaiki Jalan Kalianak, Surabaya dan Manyar, Gresik secara permanen setelah musim hujan reda atau musim kemarau. Sebelumnya, telah dilakukan pembenahan rutin dengan penambalan atau pentupan lubang.
Kepala BBPJN VIII, I Ketut Darmawahana ditemui di kantornya, Rabu (1/3) mengatakan, dalam pemeliharaan rutin ini pihaknya berhasil menutup 99 persen dari 2361 km. Setelah itu, akan dilakukan patching atau pemeliharaan rutin dengan pengaspalan. Kemudian baru berlanjut pada perbaikan secara permanen.
“Perbaikan secara patcing ini membutuhkan waktu pendek. Tapi kalau melakukan rekonstruksi permanen dilakukan setelah musim hujan. Karena tidak bisa kalau masih hujan,” ujarnya.
Perbaikan secara permanen akan menunggu musim hujan, dan diterapkan pada proses rigid di Jalan Kalianak dan Jalan Nasional Manyar, Gresik. Untuk ruas Kalianak, Surabaya yang akan dirigid sepanjang 2,6 km. Sedangkan ruas Manyar, Gresik akan ditinggikan atau di overlay sepanjang 2,4 km. “Ruas manyar ini nanti jika tak ada halangan akan ditambah total jadinya 3 km,” paparnya.
Penambahan panjang untuk ruas jalan Manyar, Gresik ini dialokasikan dari dana perbaikan Jembatan Ngujang, Tulungagung. Yakni sebesar Rp 80 milliar. Sebab, perbaikan jalan tersebut sifatnya sangat urgen untuk diperbaiki. Mengingat kerusakan parah yang terjadi di ruas Jalan Raya Deandles itu.
Hanya saja, pengalihan sementara dana perbaikan itu masih akan dikomunikasikan terlebih dahulu dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya pelanggaran hukum. “BPKP akan mempelajari berdasarkan diskresi menteri PUPR apa yang diperbolehkan. Saya minta BPKP yang berada di tengah-tengah,” ujarnya.
Total anggaran yang diperoleh BBPJN VIII dalam memperbaiki jalan adalah Rp 2,7 trilliun. Dengan rincian untuk kontruksi Rp 1,2 trilliun dan non-kontruksi Rp 1,5 trilliun. Namun, diakuinya, dana tersebut masih sangat kurang. BBPJN VIII untuk tahun anggaran 2017 mengajukan dua kali lipat. Namun, bukan berarti hal itu menghentikan penanganan seluruh penanganan jalan di wilayah BBPJN VIII.
“Alokasi dana memang selalu kurang. Tapi jika adanya nilainya segitu, maka kami akan maksimalkan yang ada. Contohnya pada rehab minor. Yang seharusnya di-overlay satu lapis. Karena kurang dana, maka cukup di-patcing. Itu yang kami lakukan. Jadi seluruh jalan harus tertangani,” ujarnya.
EDITOR: Rizky