MALINAU, SERUJI.CO.ID – Lebih kurang 150 petani menutup jalan hauling (jalan tambang) PT. Bara Dinamika Muda Sukses (BDMS) dan PT. Mitrabara Adiperdana (MA) di jalan stok file muara, Desa Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Jumat (17/11).
Berawal tumpahnya solar diakibatkan kelalaian penjaga atau pekerja yang bertugas malam hari, sehingga solar yang disalin dari fuel tank ke pompa pengisian meluap dan mengalir ke lahan petani pada Rabu (7/11). Akibatnya terjadi pencemaran solar ke lahan persawahan petani.
Lahan sawah tersebut merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian tahun anggaran 2017 yang masih dalam tahap pengerjaan.
Lebih kurang 50,6 Ha lahan yang terdampak kerugian kepada petani. Dan jelas program nawacita satu juta hektar pertanian Presiden Jokowi yang dilaksanakan di Kabupaten Malinau terancam gagal.
Kesepakatan yang yang berlangsung Jumat (17/11) cukup alot, menyebabkan lebih kurang 150 orang petani melakukan aksi unjuk rasa menuntut kerugian dengan menutup jalan hauling PT. BDMS dan PT. MA. Akibatnya beberapa truk hauling di-stop.
Kesepakatan berlanjut hingga pukul 4.30 sore, kesepakatan dihadiri Kapolres Malinau, pemangku adat LAD, dan Kalagiat pelaksana kegiatan percetakan sawah. Hingga akhirnya sampai pada titik temu yang disepakati.
Pihak perusahaan menerima tuntutan petani dan menyanggupi membayar dengan luasan 50,6 Ha lahan petani yang terdampak limbah solar.
Manajemen PT. BDMS dan PT. MA Ibnu menyampaikan, pihak perusahaan menyanggupi mengganti rugi lahan sawah yang tercemar limbah solar dengan ukuran berdasarkan tuntutan 50,6 Ha, dan akan direalisasikan akhir November 2017.
Selanjutnya perusahaan mendatangkan tim ahli dari LAPI ITB untuk melakukan penelitian dan perhitungan dampak tercemarnya lahan sawah pertani. Dan perusahaan juga mohon izin kepada petani untuk masuk ke lahan guna melakukan perbaikan. (SHD/SU02).
