MEDAN, SERUJI.CO.ID – Pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi korban erupsi Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara terus dikebut. Relokasi mandiri tahap ketiga, akan dibangun 1.098 unit rumah yang saat ini masih dalam proses pembebasan lahan.
“Untuk kebutuhan pemukiman ini, masih tahap pembebasan lahan (land clearing) dan untuk kebutuhan lahan sedang proses perizinannya,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Willem Rampangilei didampingi Wagub Sumut Brigjen (Purn) Nurhajizah Marpaung beserta rombongan saat mengunjungi korban bencana erupsi Sinabung, di Kecamatan Simpang Empat, Rabu (28/2).
Willem mengatakan relokasi mandiri tahap ketiga juga masih terkendala dengan berkembangnya data kepemilikan lahan. Dia meminta agar Pemkab Karo, harus menerbitkan SK tentang data penerima bantuan hunian agar ke depannya tidak terjadi perubahan data.
“Yang menjadi permasalahan adalah dengan berkembangnya data kepemilikan lahan. Untuk itu dari hasil kesepakatan antara Pemerintah Pusat dan Pemkab Karo, harus diterbitkan SK tentang data penerima bantuan hunian,” urainya.
Dia menambahkan untuk relokasi mandiri tahap pertama di Siosar sudah selesai tahun lalu sebanyak 370 unit/kepala keluarga (KK). Kemudian relokasi mandiri tahap kedua sebanyak 1.650 unit dan telah selesai 879 unit.
“Sehingga totalnya ada 1.249 unit yang telah dibangun baik relokasi mandiri tahap pertama maupun tahap kedua. Jadi sisanya 771 unit rumah/ kepala keluarga ditargetkan selesai akhir Maret 2018 mendatang,” paparnya.
Willem mengatakan kedatangannya beserta rombongan Kementerian PMK dan KSP untuk melihat dan meninjau langsung progress yang telah dicapai dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi dampak dari erupsi Sinabung.
“Selain itu juga untuk mengidentifikasi semua permasalahan -permasalahan yang menghambat penyelesaian program kerja Pemerintah Pusat yakni meliputi pemukiman hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) serta infrastruktur,” jelas Willem.
Sementara itu Wagub Sumut, Hj. Nurhajizah Marpaung mengatakan sudah cukup panjang beban dan penderitaan masyarakat sekitar Gunung Sinabung.
“Jadi janganlah merasa ini masalah dan penderitaan sendiri tetapi musibah bencana alam ini adalah musibah kita bersama, musibah nasional. Jaga dan rawatlah rumah atau tempat tinggal ini, agar bisa dipakai sampai ke anak cucu, ” ujarnya.
Dia juga meminta Pemkab Karo dalam hal ini Bupati dan Wabup untuk terus berkordinasi dengan Pemprov Sumut dan Pemerintah Pusat dalam rangka percepatan rehabilitasi dan relokasi bencana alam ini.
“Dan ingatkan kembali agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di radius 3,5 sampai 7 km. Jangan ada kehidupan di radius ini agar tidak ada lagi korban jiwa dan kerugian yang lebih besar lagi,” pungkasnya. (Mica/Hrn)