MENU

Kondisi Bayi Gizi Buruk Membaik

BATAM, SERUJI.CO.ID – Kondisi bayi dengan gizi buruk, VAK, kian membaik dan berat badannya terus meningkat setelah mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam, Kepulauan Riau.

“Berat badannya naik,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didik K di Batam, Selasa (30/1).

Ia menyatakan angka gizi buruk di Batam masih sangat rendah, termasuk VAK yang kini berusia 9 bulan.

Pemerintah terus berupaya menekan angka gizi buruk dan kemiskinan melalui berbagai program dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Untuk ibu menyusui dan balita, pemerintah menyiapkan makanan tambahan untuk memastikan ketercukupan gizi.

“Diberikan melalui Puskesmas, sosialisasi juga dilakukan Puskesmas,” kata dia.

Ia memastikan orang tua VAK adalah pendatang, bukan penduduk lama di kota itu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan VAK kini berada dalam penanganan intensif RSUD Embung Fatimah. Menurut Tjetjep kondisinya terus membaik.

Semestinya VAK mengonsumsi air susu eksklusif hingga usianya genap enam bulan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI. Namun karena ibunya juga kekurangan asupan makanan, maka ASI yang dihasilkan juga kurang.

“Ibunya makan tidak mencukupi dan itu mempengaruhi kualitas ASI,” kata dia.

Menurut Tjetjep, gizi buruk yang diderita bayi VAK murni karena kondisi ekonomi keluarga. Bukan karena penyakit bawaan dari lahir.

Tjetjep menyatakan, ayah bayi baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Padahal ada lima anak yang harus dinafkahi.

Sebenarnya, kata dia, pemerintah memiliki sejumlah program untuk menekan angka gizi buruk, termasuk pemberian makanan tambahan untuk ibu menyusui. Namun pengetahuan ibu kurang, sehingga tidak mendapatkan fasilitas cuma-cuma dari pemerintah tersebut.

“Dia tidak tahu, seharusnya bisa dibawa ke Puskesmas. Seharusnya masyarakat yang menyadari ada bayi dengan kurang gizi langsung datang ke puskesmas,” kata dia.

Hingga saat ini, Dinkes Kepri baru menemukan satu kasus gizi buruk karena kekurangan asupan gizi. Namun, Tjetjep tidak menutup kemungkinan ada bayi lain seperti VAK.

“Kemungkinan itu ada. Tapi, untuk gizi, Kepri peringkat enam terbaik di Indonesia. Masyarakat kita tidak kekurangan gizi, karena banyak nelayan, tidak pernah kelaparan,” kata dia. (Ant/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER