YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengajak semua pihak untuk menghayati kembali nilai-nilai Pancasila.
Hal ini disampaikannya saat menjadi nara sumber dalam seminar dan sarasehan budaya ‘Pancasila dan Kebhinekaan’. Seminar yang digelar atas kerjasama antara Dewan Pertimbangan Presiden dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dilaksanakan di Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Yogyakarta, Senin (6/11).
“72 tahun kita merdeka, kita masih membicarakan Kebhinekaan,” kata Tjahjo Kumolo.
Tjahjo Kumolo mengungkapkan pemerintah terus mencermati perkembangan dinamika sosial dan geo-politik yang ada di Indonesia.
Berbagai perspektif dan pendapat dari intelektual serta mengumpulkan informasi dari lembaga survei, kata Tjahjo, pemerintah memetakan empat poin kondisi saat ini yang terjadi di Indonesia.
“Poin pertama menurunnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ujar Tjahjo Kumolo.
Menurut dia, kondisi saat ini solidaritas dan gotong royong sudah tak seperti dulu, dan kian kemari semakin tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Selanjutnya, dia juga mengungkapkan faktor yang mempengaruhi turunnya nilai-nilai Pancasila.
“Posisi strategis Indonesia, globalisasi informasi, perang peradaban, kapitalisme, liberalisme, pasar bebas, dan neo-komunisme,” ujarnya.
Dari keadaan tersebut, Tjahjo Kumolo mengatakan memang perlu ada pembinaan ideologi Pancasila.
“Penguatan ideologi Pancasila akan saya fasilitasi di lingkungan perguruan tinggi, aktualisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat berbasis agama, serta pemda juga melakukan pemantapan wilayah masing-masing dengan APBD masing-masing,” kata Tjahjo Kumolo.
Selain Tjahjo Kumolo, narasumber lainnya antara lain Rektor UGM Panut Mulyono, dan Buya Syafi’i Ma’arif.
Selain dihadiri oleh kalangan pejabat dari berbagai provinsi, acara ini turut dihadiri oleh pihak kepolisian, TNI, mahasiswa dan juga siswa-siswi dari beberapa sekolah di Yogyakarta. (Hanif/SU02)
Menteri2 zaman rezim ini memang serba tak jelas. PKI dibela, Penista agama dilindungi, UU dilanggar, toleransi di rusak, persatuan dilabrak, NKRI diobrak abrik. Semuanya mereka pangkal balanya. Eeeehhh…tanpa malu bicara agar masyarakat menghayati nilai2 Pancasila. Mereka yg “merusak” Pancasila masyarakat yg dituntut. Kecuali yg dimaksud “masyarakat kecebong”.