JEMBER – Sebanyak 342 anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Jember, Jawa Timur masuk dalam kategori kritis atau gizi buruk yang tercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).
Kepala Dinas Kesehatan Jember Siti Nurul Qomariyah di Jember, Jumat (28/7) memaparkan, dari total 8.000 balita yang kekurangan gizi, sebanyak 1.750 balita masuk kategori berat badannya di bawah garis merah (BGM) dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 342 balita di antaranya masuk kategori gizi buruk.
Siti menuturkan penentuan gizi tersebut ada dua cara pengukuran, yakni berat badan per umur yang dapat dilihat berat badan anak dibandingkan dengan umur melalui Kartu Menuju Sehat (KMS).
“Apakah gizinya kurang, cukup, atau buruk, di Bawah Garis Merah (BGM), di Bawah Garis Titik-titik (BGT), atau di Daerah Garis Hijau (DGH), kemudian yang menjadi perhatian pemerintah adalah yang BGM,” katanya.
Siti melanjutkan, pengukuran penentuan gizi yang lain adalah dengan mengukur tinggi badan per umur (TB/U) dan terkait informasi yang beredar di media itu yang disampaikan adalah pengukuran TB/U.
“Hal itu menjadi PR pemerintah untuk dilakukan terapi dan tercatat sebanyak 150 balita di Jember yang sudah melakukan terapi,” ujarnya.
Apabila sampai terjadi marasmus (kurus kering) atau kurus bengkak pada balita yang di bawah garis merah, maka dilakukan perawatan pemulihan selama 3 bulan atau 90 hari.
“Tercatat 2,3 persen dari penduduk Jember yang mengalami gizi buruk karena kurangnya asupan makanan bergizi, sehingga untuk mengatasinya balita penderita gizi buruk akan menjalani terapi selama 3 bulan dengan diberikan asupan makanan bergizi untuk pemulihan,” imbuhnya.
Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang direlease di Jakarta beberapa waktu lalu menyebutkan enam kabupaten di Jawa Timur dinilai kronis masalah gizi buruk yakni Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Jember, Sumenep, dan Lamongan.
Kabupaten Bangkalan sebanyak 3.247 balita, Kabupaten Probolinggo sebanyak 4.657 balita, Lamongan 4.403 balita, Sumenep sebanyak 3.319 balita, Sampang sebanyak 3.537 balita, dan Jember sebanyak 8.035 balita. (HA)
Bagaimana kalau digalakkan penanaman kelor dan diberi bubur tepung daun kelor, mohon pendpt ahli gizi?