JERUSALEM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (26/7) menyatakan akan berupaya menutup kantor-kantor Aljazeera, media Qatar, di Jerusalem dan menuduh televisi berita itu menghasut kekerasan baru-baru ini di kota tersebut.
Jerusalem mengalami salah satu periode yang paling menegangkan dalam beberapa tahun terakhir saat warga Palestina memprotes peningkatan tindakan pengamanan Israel di dekat kawasan yang dikenal umat Muslim sebagai al-Haram asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi disebut sebagai Bukit Rumah Suci, salah satu situs tersuci di kota ini, dan kejadian tersebut telah diberitakan secara luas, termasuk oleh al-Jazeera.
“Jaringan Aljazeera terus memicu kekerasan di sekitar Bukit Rumah Suci,” Netanyahu menulis di halaman Facebook-nya dalam bahasa Ibrani.
Jaringan media yang berbasis di Qatar itu tidak bersedia untuk dimintai komentar.
Lonjakan ketegangan dan kematian tiga orang Israel dan empat orang Palestina dalam kekerasan pada Jumat (21/7) dan Sabtu (22/7) menimbulkan kekhawatiran internasional.
“Saya telah beberapa kali berbicara dengan aparat penegak hukum untuk menutup kantor al-Jazeera di Jerusalem. Jika ini tidak terjadi karena penafsiran hukum, saya akan memberlakukan undang-undang yang diperlukan untuk mengusir Aljazeera dari Israel,” kata pemimpin Israel itu dalam pernyataannya.
Aljazeera juga menghadapi kecaman pemerintah di negara tetangganya Mesir pada tahun 2014, negara Arab itu memenjarakan tiga staf Aljazeera selama tujuh tahun dan menutup kantor-kantor jaringan. Dua staf telah dibebaskan namun yang ketiga tetap dipenjara.
Sebelumnya Liga Arab memperingatkan Israel ‘bermain dengan api’ atas ‘garis merah’ Jerusalem.
Israel mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki pada pekan lalu setelah kekerasan meletus akibat pemasangan logam detektor Israel pada pintu masuk kompleks Al Aqsa
Ketegangan seringkali meningkat di sekitar kawasan tersebut, yang di dalamnya berdiri Masjid al Aqsa dan Kubah Batu Emas. Gesekan terjadi sejak Israel merebut dan mencaplok Kota Tua, termasuk kawasan suci itu, dalam perang Timur Tengah 1967.
Gelombang serangan dari warga Palestina yang dimulai pada 2015 telah berkurang, Namun belum berhenti. Sedikitnya 255 warga Palestina dan satu warga Jordania tewas sejak kekerasan dimulai. (HA)
Dg berkuasanya umat Kristen/Yahudi, apa saja persoalan hidup dan kehidupan diatas permukaan bumi ini terbolak balik tak keruan. Media Kristen/yahudi yg cenderung membentuk opini bohong, merekayasa dan memanipulasi berita, media Islam yg mereka tuduh.
Mereka (Kristen/Yahudi) yg menghasut, memprovokasi dan melakukan kekerasan, Islam yg mereka tuduh.
Sekarang lihatlah, Media Aljazeera yg memberitakan apa adanya secara objektif, media ini pula yg mereka tuduh dan mau ditutup. Umat apa sesungguhnya kaum Kristen/Yahudi ini ???