Khofifah Indar Parawansa, Perempuan kelahiran Surabaya beberapa bulan sebelum peristiwa G30SPKI 1965 ini meniti karir politik sejak jaman orde baru melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP). NU lah yang menghantarkannya ke dunia politik, maka tidak mengejutkan bila Khofifah bergabung dengan PKB setelah partai itu lahir.
Khofifah masih mendedikasikan hidupnya untuk NU, bahkan sudah 4 periode berturut-turut ibu 4 anak ini memimpin muslimat NU. Di kongres Muslimat NU tahun 2006, Khofifah berhasil mengungguli Lily wahid yang merupakan adik kandung Gus Dur dalam menduduki posisi ketua umum Muslimat NU. Periode sekarangpun (2016-2021) dia yang memimpin organisasi kewanitaan NU tersebut.
Istri dari almarhum Indar Parawansa ini mengaku sejak mahasiswa sudah tertarik dengan isu-isu perempuan, kedudukannya sebagai pucuk pimpinan Muslimat NU ingin dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memperjuangkan nasib perempuan.
Pengalaman menjabat di pemerintahan sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era presiden Gus Dur (1999-2001) dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan kesempatan yang luas bagi nya untuk untuk berkiprah didunia perempuan. Khofifah juga sering menjadi narasumber pertemuan tingkat internasional yang membahas tentang isu perempuan.
Alumni fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universita Airlangga (Unair) Surabaya ini kiprahnya di dunia politik sudah tidak perlu diragukan lagi, namanya mencuat saat keberaniannya membacakan pidato pernyataan sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP) dalam sidang Umum MPR 1998 (Masa Orba), sebab dia yang waktu itu masih berusia 33 tahun berani melontarkan kritikan kepada pemerintah atas kecurangan-kecurangan yang terjadi pada pemilu 1997, sekaligus juga melontarkan ide-ide demokrasi yang pada masa itu masih tabu dibicarakan di forum resmi negara apalagi forum setingkat sidang umum MPR.
Kontan saja hal tersebut membuat kaget peserta sidang umum yang pada sat itu masih didominasi oleh Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), fraksi ABRI dan utusan Utusan Golongan (perwakilan dari berbagai profesi seperti buruh, guru, petani, nelayan dan lain-lain).
Pada perhelatan pilpres 2014 Khofifah ditunjuk menjadi salah satu juru kampanye Joko Widodo, penunjukkan ini dinilai tepat karena diprediksi akan bisa menarik dukungan kaum perempuan NU kepada Jokowi. Setelah Jokowi memenangkan pilpres, Khofifah dipercaya menjadi Menteri Sosial periode 2014-2019 yang sekaligus sebagai Mentreri Sosial ke-27 setelah indonesia merdeka.
DATA PRIBADI
Nama : Khofifah Indar Parawansa
Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 19 Mei 1965
Suami : Ir. Indar Parawansa (Alm)
Anak : Fatimahsang Mannagalli Parawansa
Jalaluddin Mannagalli Parawansa
Yusuf Mannagalli Parawansa
Ali Mannagalli Parawansa
PENDIDIKAN
(1972-1978) SD Taquma
(1978-1981) SMP Khodijah-Surabaya
(1981-1984) SMA Khodijah-Surabaya
(1984-1991) S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya
(1984-1989) S1 Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya
(1993-1997) S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta
KARIR
(1992-1997) Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI
(1995-1997) Pimpinan Komisi VIII DPR RI
(1997-1998) Anggota Komisi II DPR RI
(1999) Wakil Ketua DPR RI
(1999-2001) Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan
(1999-2001) Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(2004-2006) Ketua Komisi VII DPR RI
(2004-2006) Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI
(2006) Anggota Komisi VII DPR RI
(2014 – kini) Menteri Sosial
(Endang/Hrn)