Luka-luka sejarah yang terjadi di masa lalu, terang Najib, dibicarakan secara jujur guna membangun rekonsiliasi. R20 memang digelar salah satunya untuk membicarakan hal itu.
“Kami ingin agama menjadi bagian dari solusi dalam peradaban. Selama ini, agama justru jadi masalah seperti di India. Kalau mau mencari solusi, diajak bicara pemimpinnya,” ucapnya.
R20 Untuk Mencari Solusi Bersama
Karena itu, agenda pembahasan dalam forum R20 ditujukan untuk mencari solusi bersama, yakni kepedihan sejarah, pengungkapan kebenaran, rekonsiliasi, dan pengampunan.
Kemudian, mengidentifikasi dan merangkul nilai-nilai mulia yang bersumber dari agama dan peradaban besar dunia, rekontekstualisasi ajaran agama yang usang dan bermasalah, mengidentifikasi nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menjamin koeksistensi damai, serta ekologi spiritual.
“Setelah membicarakan luka masa lalu, apa yang akan disumbangkan agama, termasuk dari India, dari RSS, apa sumbangannya, kami membangun bersama, apa yang ingin dibangun, apa kontribusi-nya, apakah merawat luka masa lalu itu akan diteruskan?” kata Najib.
PBNU Sedang Membangun Dialog Dengan RSS
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyampaikan pihaknya memang tengah membangun dialog dengan Pemerintah India dan RSS.
Dialog itu dibangun guna mendorong proses keterlibatan yang konstruktif dalam mengatasi ancaman terhadap umat Islam dan kaum minoritas di negara tersebut.
“Nahdlatul Ulama menyadari adanya berbagai pelanggaran dan ancaman terhadap umat Muslim, Kristen, dan populasi minoritas lain di India. Diskusi NU yang sedang berlangsung dengan Pemerintah India dan RSS dimaksudkan mengatasi berbagai pelanggaran dan ancaman tersebut melalui proses keterlibatan konstruktif,” ujarnya.