LAMONGAN, SERUJI.CO.ID – Berawal dari niatnya curhat ke Ahok, tak menyangka malah soal ijazahnya yang jadi viral. Hal inilah yang diungkapkan Fadila Maretta, saat ditemui SERUJI, di kediamannnya, di jalan Kusuma Bangsa, Lamongan,Rabu (3/1) malam.
“Surat dikirim pada tiga bulan lalu. Isinya keluhan yang saya alami dan hanya tiga poin,” ungkap Fadila Maretta saat dikonfirmasi SERUJI, Rabu (3/1) malam, terkait isi surat yang ia tulis.
Saat diminta menjelaskan isi surat yang ia tulis pada orang yang ia kagumi tersebut, Fadila mengaku tidak hafal keseluruhan. Namun ia ingat surat tersebut hanya berisi tiga poin.
“Lembar pertama memotivasi Ahok yang sabar pasti cepat keluar (tahanan), mengagumi dan lembar terakhir kondisi kerjaan orang tua sebagai mekanik mobil terkendala sepi, minta doanya supaya bisa ambil ijazah,” terangnya.
Balasan surat Ahok diterima tanggal 27 Desember 2017 di kediamannya. Surat balasan tersebut terlihat ditulis tanggal 12 Desember 2017 pada pukul 19.50 WIB.
“Mengirim surat ke pak Ahok bukan minta bantuan uang, tapi hanya curhat saja sekaligus mengungkapkan kekaguman padanya,” kata Fadila.
Karena di dalam surat tercantum nomor telpon genggam staf Ahok, Natanael, maka dihubungi oleh kakak Fadila yang bernama Rochima, hari itu juga.
Setelah menelpon Natanael, Rochima menghubungi pihak sekolah menanyakan nomor rekening untuk mentransfer tunggakan uang gedung, yang sejak awal Fadila bersekolah di SMAN 3 belum dibayarkan. “Namun setelah saya minta ke pihak sekolah, tidak diberi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rochima menjelaskan, bahwa sehari setelah surat Ahok datang, yaitu pada tanggal 28 Desember 2017, pihak sekolah menelpon yang mengabarkan agar ijazah diambil dan tidak dipungut biaya apapun.
Hari itu juga, Rochima bersama Fadila mengambil ijazah ke sekolah. Setelah ijazah diterima, lantas Rochima menghubungi Natanael dan memberitahukan bahwa ijazah sudah diterima tanpa dipungut biaya. Natanael pun akhirnya tidak jadi mentransfer tunggakan uang gedung Fadila. (Devan/Hrn)