TORAJA, SERUJI.CO.ID – Presiden Jokowi berjanji akan mengalokasikan anggaran khusus untuk memperbaiki dan memperbarui peralatan deteksi tsunami di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
“Ini nanti masuk di anggaran baru 2019. Awal Januari akan saya perintahkan agar mengganti peralatan-peralatan yang rusak atau yang sudah lama tidak bisa dipakai,” kata Jokowi di Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Ahad (23/12).
Hal ini disampaikan Jokowi dalam menyikapi soal alat peringatan dini tsunami yang dua kali kebobolan mendeteksi akan adanya tsunami. Sebelum tsunami di Banten, terjadi pula musibah yang sama di Palu, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu. Saat itu, juga tak terdeteksi akan datangnya gelombang tsunami.
Karena itu, usai tsunami Selat Sunda, Jokowi meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memperbarui informasi mengenai cuaca dan kondisi alam kepada masyarakat untuk waspada bencana. Ia juga menyarankan agar kondisi peralatan sistem peringatan dini (early warning system) selalu diperiksa.
“Sebetulnya sudah saya perintahkan juga untuk mengecek semua peralatan itu dan mengganti apabila ada yang rusak,” kata Jokowi. Namun, tampaknya perintah itu terganjal anggaran.
Untuk itu, kata Jokowi, perbaikan dan pembelian alat baru pendeteksi tsunami ini dimasukan ke APBN 2019.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, sebelumnya mengatakan pendeteksi tsunami di Indonesia tak berfungsi. Alat yang disebut buoy itu rusak karena vandalisme dan hilang dicuri.
Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Rachmat Triyono mengatakan, hanya memiliki alat untuk melaporkan peringatan dini untuk tsunami yang diakibatkan gempa tektonik saja. Itu sebabnya, tsunami di Selat Sunda yang disebabkan oelh gempa vulkanik pada Sabtu malam (22/12) tak terdeteksi.
Baca juga:Â BMKG Akui Tak Punya Alat Deteksi Tsunami Akibat Gempa Vulkanik
“Tsunami (melanda pesisir Banten dan Lampung Selatan) diakibatkan oleh gempa vulkanik, saat ini belum ada alatnya,” kata Rahmat di kantornya, Ahad (23/12).
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ditengarai sebagai penyebab dari tsunami yang melanda pesisir pantai Banten, dan Lampung. Kekuatan tsunami bertambah saat bergabung dengan gelombang pasang air laut yang tinggi akibat dari fenomena bulan purnama. (SU05)