SUMBA TIMUR, SERUJI.CO.ID – Bendungan Kambaniru di Desa Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) airnya mulai surut, dampak kemarau berkepanjangan. Kondisi ini menjadikan para petani di desa itu mulai khawatir.
Selain dampak kemarau, juga terjadi pendangkalan disekitar bendungan yang mengakibatkan endapan lumpur semakin luas, ini menjadi ancaman bagi para petani di desa Lambanapu. Hal itu di katakan seorang warga desa Lambanapu Dominggus Pura Tara kepada SERUJI, Jumat (5/1).
Ia mengatakan, bendungan Lambanapu, adalah salah satu bendungan terbesar di Sumba Timur dengan aliran air yang tersebar ke ratusan hektar sawah dan kebun petani desa Lambanapu, jika terjadi surutnya air di bendungan itu maka petanipun mengeluh.
“Kami hanya mengharap aliran air dari bendungan itu yang sudah sejak puluhan tahun mengairi sawah dan kebun kami, tahun ini air di bendungan itu mulai surut karena pengaruh kemarau panjang,” ujarnya.
Senada dengan ketua kelompok petani (poktan) desa Lambanapu Marthinus Raga menuturkan, Bendungan Kambaniru sejak dibangun tahun 1992 terbesar di Pulau Sumba Timur, beberapa tahun terakhir ini airnya mulai dangkal dengan endapan lumpur yang tinggi di sekitar bendungan.
“Jadi surutnya air di sekitar bendungan itu sudah terjadi setahun lalu karena kemarau panjang dan kering menjadikan lumpur itu naik tinggi di sekitar bendungan,” jelasnya.
Dia menambahkan, walaupun air di bendungan mulai surut, petanipun mencoba untuk menanam jagung di sekitar area persawahan karena aliran air sudah terbagi di beberapa area persawahan dan kebun petani sampai dengan musim hujan bulan ini.
“Yah, mudah-mudahan di musim hujan ini air di bendungansudah mulai besar sehingga air kembali mengalir di sejumlah area persawahan dankebun petani,” harapnya. (Habibudin/SU05)