Data 2016 menunjukkan, perdagangan New Zealand ke dunia US$ 68 miliar. Porsi kita baru 2,05% atau setara US$ 1.4 miliar, dengan komposisi US$ 900 juta impor, dan US$ 500 juta ekspor. Demikian ungkap Duta Besar Indonesia untuk New Zealand, Tantowi Yahya, yang baru saja bertugas kurang lebih setahun di Wellington, pada suatu kesempatan wawancara di sebuah media tahun lalu.
Peluang perdagangan yang memungkinkan untuk dapat dijalin antara lain dibidang pertanian, seperti biji kopi. Karena penduduk New Zealand dalam satu dekade terakhir sangat menggemari minum kopi. Hal ini dibuktikan oleh menjamurnya pertumbuhan café yang menjual kopi-kopi terbaik dari seluruh dunia. Sebagai catatan, setiap tahunnya Indonesia mengekspor 60.000 ton biji kopi ke seluruh dunia, dan 5.000 ton diantaranya masuk ke New Zealand. Kopi Mandailing adalah jenis kopi yang paling diminati masyarat disini.
Sedangkan prospek produk perdagangan lainnya adalah furniture, karena ternyata furniture Indonesia telah mendapat tempat di hati para konsumen, khususnya para “konsumen kelas atas” New Zealand. Begitu juga dengan Ban Mobil. Demikian keterangan tambahan Tantowi, berdasarkan hasil observasinya selama setahun bertugas di New Zealand.
Kerjasama bidang pendidikan tidak kalah menariknya, karena New Zealand menawarkan lembaga-lembaga pendidikan yang cukup ternama dan berkualitas. Sebut saja beberapa Universitas terkemuka, antara lain Victoria University of Wellington, yang berada tepat di pusat pemerintahan New Zealand. Merupakan salah satu universitas terbaik di dunia dalam bidang pengkajian manajemen sektor publik dan pengelolaan keuangan negara. Mengingat New Zealand merupakan negara rujukan tempat mendalami teori New Public Management (NPM) yang sangat masyur dibahas dalam bidang kajian administrasi publik dan tata kelola pemerintahan.
Hal ini juga tidak terlepas bahwa New Zealand dianggap sebagai suatu negara yang sukses melakukan reformasi sektor publik yang menerapkan dan, mangacu NPM. Selain itu New Zealand selalu berada di posisi puncak dalam lima tahun terakhir, sebagai negara dengan indeks persepsi korupsi terendah versi Transparansi Internasional.
Universitas di New Zealand pun sangat maju dalam bidang penelitian teknologi kelautan dan Geothermal, yang kesemuanya cukup relevan untuk menjalin kerjasama dengan Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara maritim dengan kekayaan Geothermal dan cukup potensial untuk dikembangkan. Ditambah lagi Indonesia telah memasuki fase telah sekian tahun melakukan reformasi birokrasi aparatur negara.